Biodata

Foto saya
Lifestyle of Medan's People, Do You Want to Beat it...???

16 September 2011

Intisari Khutbah Jum’at Hari Ini

Tawakkal dan Ikhtiar

Bila kita perhatikan, banyak ayat Al-Qur’an yang membicarakan atau menyinggung risalah Tawakkal. Dalam kisah-kisah sejarah Islam juga kita temui begitu banyak kejadian penting yang mengajarkan kepada kita tentang makna dan pemahaman tawakkal secara komprehensif. Kendati demikian, di kehidupan sekarang pun masih ada saja kita temui orang-orang yang memahami tawakkal secara sempit.
Adalah salah mana kala kita mengartikan tawakkal sebagai sebuah kepasrahan kepada ALLAH SWT secara sempit tanpa adanya ikhtiar atau usaha sebelumnya. Tawakkal adalah sebuah penyerahan diri atas sebuah atau berbagai macam tujuan yang hendak kita capai dengan terlebih dahulu diawali dengan usaha dan upaya. Setelah usaha dan upaya kita jalani, barulah kita serahkan akhir atau finishing dari niatan kita tersebut kepada ALLAH SWT. Itulah makna tawakkal yang sesungguhnya.
Suatu ketika ada seorang lelaki yang menunggang unta dan menemui RasuluLLah SAW di masjid. Ketika bertemu di dalam masjid, RasuluLLah SAW bertanya kepada lelaki tersebut, “Di manakah untamu kau tinggalkan?”. Lelaki tersebut menjawab, “Kutinggalkan untaku di luar masjid sembari bertawakkal kepada ALLAH SWT”.
Lalu RasuluLLah SAW bertanya kembali kepada lelaki tersebut, “Apakah engkau tidak menambatkan untamu pada salah satu sisi masjid ini?”. Lelaki tersebut menjawab, “Ya, benar. Aku tidak menambatkannya karena aku telah bertawakkal kepada ALLAH SWT”.
Kemudian RasuluLLah SAW berkata kepada lelaki tersebut, “Bertawakkal itu adalah kau datang ke masjid ini, lalu kau tambatkan untamu pada salah satu sisi masjid ini, setelah itu barulah kau bertawakkal kepada ALLAH SWT”.
Di kisah yang lain, sahabat Umar Bin Khattab sewaktu menjabat sebagai ‘Amirul Mukminin pernah melewati masjid di siang hari dan menemukan beberapa orang lelaki yang tidur-tiduran di dalam masjid tersebut. Lalu Umar r.a. mendatangi para lelaki tersebut dan bertanya, “Siapakah kalian dan apa yang kalian kerjakan di siang hari seperti ini di sini?”.
Salah seorang dari lelaki itu menjawab, “Kami adalah suatu kaum yang senantiasa bertawakkal kepada ALLAH SWT”.
Mendengar jawaban lelaki tersebut, Umar sangat marah dan berkata dengan sedikit kasar, “Bohong. Bohong. Bohong kalian semua! Tawakkal kepada ALLAH SWT adalah kalian bekerja dan berusaha mencukupi kebutuhan kalian dan anak-istri kalian, lalu kalian bertawakkal kepada ALLAH SWT. Lalu kemudian dengan geram Umar r.a. mencabut pedangnya seraya berkata kepada para lelaki yang ada di situ, “Demi Zat yang jiwa Umar ada di genggaman-Nya, akan kupenggal kepala kalian apabila kalian tetap berdiam di sini dengan alas an tawakkal…!!!”. Lalu spontan para lelaki itu lari tunggang langgang tanpa mengetahui bahwa sebeneranya yang baru saja mengancam mereka itu adalah ‘Amirul Mukminin mereka sendiri.
Saudara sekalian, cukup jelas bagi kita bahwa bertawakkal adalah sebuah penyerahan diri kepada ALLAH SWT atas segala usaha dan upaya yang telah kita lakukan demi suatu tujuan atau kebutuhan yang kita harapkan. Tanpa adanya ikhtiar maka ketawakkalan adalah sebuah kehampaan belaka. Dan tawakkal tiada sempurna melainkan disempurnakan dengan ikhtiar yang benar.
Semoga bermanfaat.
waLLahu a’lam bish-showab

07 Juni 2011

KELEMBUTAN NABI

Ketika RasuluLLah SAW sedang duduk bersama para sahabatnya, tiba-tiba seorang pendeta Yahudi bernama Zaid bin Sa’nah datang menorobos barisan para sahabat, lalu menarik kerah baju Rasul dengan keras seraya berkata “Bayar utangmu wahai Muhammad, sesungguhnya turunan Bani Hasyim adalah orang-orang yang selalu mengulur-ulur pembayaran utang”.

Umar bin Khattab Ra langsung berdiri dan menghunuskan pedangnya ke arah pendeta Yahudi tersebut. “Wahai RasuluLLah, izinkanlah aku menebas batang lehernya.”
RasuluLLah SAW berkata, “Bukan berperilaku kasar seperti itu aku menyerumu. Aku dan Yahudi ini membutuhkan perilaku lembut. Perintahkan kepadanya agar ia menagih utang dengan sopan dan anjurkan kepadaku agar membayar utang dengan baik”.

Tiba-tiba pendeta Yahudi itu berkata, “Demi ALLAH yang telah mengutusmu dengan haq, aku datang kepadamu bukan untuk menagih utang. Aku sengaja datang untuk menguji akhlakmu. Aku telah membaca seluruh sifat-sifatmu dalam kitab Taurat. Semua sifat itu telah terbukti dalam dirimu, kecuali satu yang belum aku coba, yaitu sikap lembut di saat marah. Dan aku baru saja membuktikannya sekarang. Oleh sebab itu, aku bersaksi tiada Tuhan yang wajib disembah selain ALLAH dan sesungguhnya engkau wahai Muhammad adalah utusan ALLAH. Adapun piutang yang ada padamu, aku sedekahkan untuk orang muslim yang miskin”.

SubhanaLLah…

27 Mei 2011

Belajar dari Fatimah RA





Kasih sayang orang tua manakah yang melebihi kasih sayang Rasulullah Muhammad SAW kepada Fatimah RA putrinya.

Seperti dipetik dalam the Stories of Sahabah bahwa Ali RA pernah berkisah kepada murid-muridnya tentang Fatimah, putri kesayangan Rasulullah itu. “Fatimah biasa mengolah gandum sendiri sehingga kulit tangannya menjadi tebal. Dia bawakan air untuk keperluan rumah tangganya dengan sebuah kantong kulit sehingga meninggalkan bekas-bekas di kulitnya. Dia bersihkan sendiri rumahnya sehingga menjadi kotor pakaiannya."

Ketika mendengar para tawanan perang dibawa ke Madinah, aku berkata kepadanya, 'Pergilah kepada Rasulullah dan mintalah pelayan untuk membantumu di dalam pekerjaan rumah tangga.' Dia pun pergi kepada Rasulullah, tetapi menemukan sedang banyak orang di sekelilingnya. Karena sangat sopan dan rendah hati, Fatimah merasa berat untuk memohon kepada Rasulullah di hadapan orang lain.”

Keesokan harinya Rasulullah datang ke rumah kami dan berkata: “Fatimah, apa yang menyebabkan engkau datang menemuiku kemarin?” Fatimah merasa malu dan tetap diam. aku berkata “Ya Rasulullah, kulit Fatimah menjadi tebal dan berbekas karena mengolah gandum dan mengambil air. Dia selalu sibuk membersihkan rumah sehingga pakaiannya selalu kotor. Saya informasikan kepadanya tentang tawanan perang dan menyarankannya menemuimu untuk meminta seorang pelayan.”

Rasulullah menjawab, “Fatimah, takutlah kepada Allah! Bertakwalah dan ketika pergi tidur hendaklah kau baca Subhaanallah 33 kali, Alhamdulillah 33 kali, dan Allahu Akbar 34 kali. Kau akan merasakan bahwa ini akan lebih membantumu daripada seorang pelayan." Fatimah berkata, “Saya bersama Allah dan Rasul-Nya.”

Adalah Rasulullah SAW sendiri yang memberikan teladan dengan selalu ringan tangan membantu anggota keluarganya. Pantaslah jika Fatimah RA menurutinya.

Bahkan di dalam Khashaish Madrasatin Nubuwah diriwayatkan bahwa Fatimah binti Muhammad telah mengisi seluruh lembaran hidupnya dengan bekerja keras. Bayangkan saja, di dalam satu waktu, Fatimah sanggup mengolah tepung dengan tangannya, sambil kakinya membuai Husain, mulutnya membaca Alquran, dan matanya menangis karena takut kepada Allah SWT. Seandainya hidupnya lebih panjang, dan ada peluang untuk melakukan lebih banyak pekerjaan, niscaya akan dihadapinya dengan tegar dan ceria.

Ali RA suaminya pun seorang pekerja keras yang tidak pernah memilih-milih pekerjaan. Pernah suatu ketika ia terpaksa membantu seorang wanita tua mengangkat 16 ember, demi mendapatkan 1 butir korma untuk setiap embernya, hingga tangannya bengkak-bengkak. Ketika ditunjukkan hasil pekerjaannya kepada Rasulullah SAW, beliaupun tersenyum, menunjukkan keridhaannya dengan ikut memakan kurma hasil pekerjaannya itu.
Wallahu a'lam bish-shawab.

sumber : http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/11/05/25/llpor9-belajar-dari-fatimah-ra

26 April 2011

[Secarik Tausiyah dari Ust. Rahmat AbduLLah] "Kematian Hati"




Banyak orang tertawa tanpa (mau) menyadari sang maut sedang mengintainya.

Banyak orang cepat datang ke shaf shalat layaknya orang yang amat merindukan kekasih. Sayang ternyata ia datang tergesa-gesa hanya agar dapat segera pergi.

Seperti penagih hutang yang kejam ia perlakukan Tuhannya. Ada yang datang sekedar memenuhi tugas rutin mesin agama. Dingin, kering dan hampa, tanpa penghayatan. Hilang tak dicari, ada tak disyukuri.

Dari jahil engkau disuruh berilmu dan tak ada idzin untuk berhenti hanya pada ilmu. Engkau dituntut beramal dengan ilmu yang ALLAH berikan. Tanpa itu alangkah besar kemurkaan ALLAH atasmu.

Tersanjungkah engkau yang pandai bercakap tentang keheningan senyap ditingkah rintih istighfar, kecupak air wudlu di dingin malam, lapar perut karena shiam atau kedalaman munajat dalam rakaat-rakaat panjang.

Tersanjungkah engkau dengan licin lidahmu bertutur, sementara dalam hatimu tak ada apa-apa. Kau kunyah mitos pemberian masyarakat dan sangka baik orang-orang berhati jernih, bahwa engkau adalah seorang saleh, alim, abid lagi mujahid, lalu puas meyakini itu tanpa rasa ngeri.

Asshiddiq Abu Bakar Ra. selalu gemetar saat dipuji orang. "Ya ALLAH, jadikan diriku lebih baik daripada sangkaan mereka, janganlah Engkau hukum aku karena ucapan mereka dan ampunilah daku lantaran ketidaktahuan mereka", ucapnya lirih.

Ada orang bekerja keras dengan mengorbankan begitu banyak harta dan dana, lalu ia lupakan semua itu dan tak pernah mengenangnya lagi. Ada orang beramal besar dan selalu mengingat-ingatnya, bahkan sebagian menyebut-nyebutnya. Ada orang beramal sedikit dan mengklaim amalnya sangat banyak. Dan ada orang yang sama sekali tak pernah beramal, lalu merasa banyak amal dan menyalahkan orang yang beramal, karena kekurangan atau ketidaksesuaian amal mereka dengan lamunan pribadinya, atau tidak mau kalah dan tertinggal di belakang para pejuang. Mereka telah menukar kerja dengan kata.
Dimana kau letakkan dirimu?
Saat kecil, engkau begitu takut gelap, suara dan segala yang asing. Begitu kerap engkau bergetar dan takut.

Sesudah pengalaman dan ilmu makin bertambah, engkaupun berani tampil di depan seorang kaisar tanpa rasa gentar. Semua sudah jadi biasa, tanpa rasa.
Telah berapa hari engkau hidup dalam lumpur yang membunuh hatimu sehingga getarannya tak terasa lagi saat ma'siat menggodamu dan engkau meni'matinya?

Malam-malam berharga berlalu tanpa satu rakaatpun kau kerjakan. Usia berkurang banyak tanpa jenjang kedewasaan ruhani meninggi. Rasa malu kepada ALLAH, dimana kau kubur dia ?

Di luar sana rasa malu tak punya harga. Mereka jual diri secara terbuka lewat layar kaca, sampul majalah atau bahkan melalui penawaran langsung. Ini potret negerimu : 228.000 remaja mengidap putau. Dari 1500 responden usia SMP & SMU, 25 % mengaku telah berzina dan hampir separohnya setuju remaja berhubungan seks di luar nikah asal jangan dengan perkosaan. Mungkin engkau mulai berfikir "Jamaklah, bila aku main mata dengan aktifis perempuan bila engkau laki-laki atau sebaliknya di celah-celah rapat atau berdialog dalam jarak sangat dekat atau bertelepon dengan menambah waktu yang tak kauperlukan sekedar melepas kejenuhan dengan canda jarak jauh" Betapa jamaknya 'dosa kecil' itu dalam hatimu.

Kemana getarannya yang gelisah dan terluka dulu, saat "TV Thaghut" menyiarkan segala "kesombongan jahiliyah dan maksiat"?

Saat engkau muntah melihat laki-laki (banci) berpakaian perempuan, karena kau sangat mendukung ustadzmu yang mengatakan " Jika ALLAH melaknat laki-laki berbusana perempuan dan perempuan berpakaian laki-laki, apa tertawa riang menonton akting mereka tidak dilaknat ?"
Ataukah taqwa berlaku saat berkumpul bersama, lalu yang berteriak paling lantang "Ini tidak islami" berarti ia paling islami, sesudah itu urusan tinggallah antara engkau dengan dirimu, tak ada ALLAH disana?
Sekarang kau telah jadi kader hebat.
Tidak lagi malu-malu tampil.

Justeru engkau akan dihadang tantangan: sangat malu untuk menahan tanganmu dari jabatan tangan lembut lawan jenismu yang muda dan segar. Hati yang berbunga-bunga didepan ribuan massa.

Semua gerak harus ditakar dan jadilah pertimbanganmu tergadai pada kesukaan atau kebencian orang, walaupun harus mengorbankan nilai terbaik yang kau miliki. Lupakah engkau, jika bidikanmu ke sasaran tembak meleset 1 milimeter, maka pada jarak 300 meter dia tidak melenceng 1 milimeter lagi ? Begitu jauhnya inhiraf di kalangan awam, sedikit banyak karena para elitenya telah salah melangkah lebih dulu.

Siapa yang mau menghormati ummat yang "kiayi"nya membayar beberapa ratus ribu kepada seorang perempuan yang beberapa menit sebelumnya ia setubuhi di sebuah kamar hotel berbintang, lalu dengan enteng mengatakan "Itu maharku, ALLAH waliku dan malaikat itu saksiku" dan sesudah itu segalanya selesai, berlalu tanpa rasa bersalah?

Siapa yang akan memandang ummat yang da'inya berpose lekat dengan seorang perempuan muda artis penyanyi lalu mengatakan "Ini anakku, karena kedudukan guru dalam Islam adalah ayah, bahkan lebih dekat daripada ayah kandung dan ayah mertua" Akankah engkau juga menambah barisan kebingungan ummat lalu mendaftar diri sebagai 'alimullisan (alim di lidah)? Apa kau fikir sesudah semua kedangkalan ini kau masih aman dari kemungkinan jatuh ke lembah yang sama?

Apa beda seorang remaja yang menzinai teman sekolahnya dengan seorang alim yang merayu rekan perempuan dalam aktifitas da'wahnya? Akankah kau andalkan penghormatan masyarakat awam karena statusmu lalu kau serang maksiat mereka yang semakin tersudut oleh retorikamu yang menyihir ? Bila demikian, koruptor macam apa engkau ini? Pernah kau lihat sepasang mami dan papi dengan anak remaja mereka.
Tengoklah langkah mereka di mal. Betapa besar sumbangan mereka kepada modernisasi dengan banyak-banyak mengkonsumsi produk junk food, semata-mata karena nuansa "westernnya" . Engkau akan menjadi faqih pendebat yang tangguh saat engkau tenggak minuman halal itu, dengan perasaan "lihatlah, betapa Amerikanya aku".
Memang, soalnya bukan Amerika atau bukan Amerika, melainkan apakah engkau punya harga diri.
Mahatma Ghandi memimpin perjuangan dengan memakai tenunan bangsa sendiri atau terompah lokal yang tak bermerk. Namun setiap ia menoleh ke kanan, maka 300 juta rakyat India menoleh ke kanan. Bila ia tidur di rel kereta api, maka 300 juta rakyat India akan ikut tidur disana.

Kini datang "pemimpin" ummat, ingin mengatrol harga diri dan gengsi ummat dengan pameran mobil, rumah mewah, "toko emas berjalan" dan segudang asesori. Saat fatwa digenderangkan, telinga ummat telah tuli oleh dentam berita tentang hiruk pikuk pesta dunia yang engkau ikut mabuk disana. "Engkau adalah penyanyi bayaranku dengan uang yang kukumpulkan susah payah. Bila aku bosan aku bisa panggil penyanyi lain yang kicaunya lebih memenuhi seleraku"

(alm) Ust. Rahmat Abdullah

18 April 2011

SBY Bercita-cita Jadi PAWANG HUJAN

Dalam sebuah wawancara, SBY berkata kepada para wartawan yang hadir di ruang konfrensi press Istana Negara : "Tau gak kalian, cita-cita saya waktu kecil? Jadi Pawang Hujan" jawabnya tanpa ditanya.

Yusuf Kalla yang kebetulan pada saat itu berada di sebelahnya spontan bertanya, "Lha, apa hubungannya dengan jabatan dan tugas anda selama ini?"

Dengan tenang dan bangganya SBY menjawab : "MENGHALAU MEGA...!!!"

Huahahaha...dendam kesumat.com

09 April 2011

Kisah Masuk Islam-nya Umar bin Khattab RA (bagian 2)



Setelah mandi, Umar membaca lembaran tersebut, lalu membaca : Bismillahirrahmanirrahim. Kemudian dia berkomentar: “Ini adalah nama-nama yang indah nan suci”

Kemudian beliau terus membaca :
طه
Hingga ayat :

إنني أنا الله لا إله إلا أنا فاعبدني وأقم الصلاة لذكري


“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku”
(QS. Thaha : 14)
Beliau berkata :

“Betapa indah dan mulianya ucapan ini. Tunjukkan padaku di mana Muhammad”.

Mendengar ucapan tersebut, Khabab bin Art keluar dari balik rumah, seraya berkata: “Bergembiralah wahai Umar, saya berharap bahwa doa Rasulullah SAW pada malam Kamis lalu adalah untukmu, beliau SAW berdoa :

“Ya Allah, muliakanlah Islam dengan salah seorang dari dua orang yang lebih Engkau cintai; Umar bin Khattab atau Abu Jahal bin Hisyam”. Rasulullah SAW sekarang berada di sebuah rumah di kaki bukit Shafa”.

Umar bergegas menuju rumah tersebut seraya membawa pedangnya. Tiba di sana dia mengetuk pintu. Seseorang yang ber-ada di dalamnya, berupaya mengintipnya lewat celah pintu, dilihatnya Umar bin Khattab datang dengan garang bersama pedangnya. Segera dia beritahu Rasulullah SAW, dan merekapun berkumpul. Hamzah bertanya:

“Ada apa ?”.
“Umar” Jawab mereka.
“Umar ?!, bukakan pintu untuknya, jika dia datang membawa kebaikan, kita sambut. Tapi jika dia datang membawa keburukan, kita bunuh dia dengan pedangnya sendiri”.

Rasulullah SAW memberi isyarat agar Hamzah menemui Umar. Lalu Hamzah segera menemui Umar, dan membawanya menemui Rasulullah SAW. Kemudian Rasulullah SAW memegang baju dan gagang pedangnya, lalu ditariknya dengan keras, seraya berkata :

“Engkau wahai Umar, akankah engkau terus begini hingga kehinaan dan adzab Allah diturunakan kepadamu sebagaimana yang dialami oleh Walid bin Mughirah ?, Ya Allah inilah Umar bin Khattab, Ya Allah, kokohkanlah Islam dengan Umar bin Khattab”.

Maka berkatalah Umar :
“Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang disembah selain Allah, dan Engkau adalah Rasulullah .
Kesaksian Umar tersebut disambut gema takbir oleh orang-orang yang berada di dalam rumah saat itu, hingga suaranya terdengar ke Masjidil-Haram.

Masuk Islamnya Umar menimbulkan kegemparan di kalangan orang-orang musyrik, sebaliknya disambut suka cita oleh kaum muslimin.

Ibnu Mas’ud berkata :

“Kami dahulu tidak ada yang berani shalat di depan Ka’bah hingga Umar masuk Islam"

06 April 2011

Kisah Masuk Islam-nya Umar bin Khattab RA





Umar bin Khattab ra terkenal sebagai orang yang berwatak keras dan bertubuh tegap. Sering kali pada awalnya (sebelum masuk Islam) kaum muslimin mendapatkan perlakukan kasar darinya. Sebenarnya di dalam hati Umar sering berkecamuk perasaan-perasaan yang berlawanan, antara pengagungannya terhadap ajaran nenek moyang, kesenangan terhadap hiburan dan mabuk-mabukan dengan kekagumannya terhadap ketabahan kaum muslimin serta bisikan hatinya bahwa boleh jadi apa yang dibawa oleh Islam itu lebih mulia dan lebih baik.

Sampailah kemudian suatu hari, beliau berjalan dengan pedang terhunus untuk segera menghabisi Rasulullah SAW. Namun di tengah jalan, beliau dihadang oleh Abdullah an-Nahham al-‘Adawi seraya bertanya:

“Hendak kemana engkau ya Umar ?”,
“Aku hendak membunuh Muhammad”, jawabnya.
“Apakah engkau akan aman dari Bani Hasyim dan Bani Zuhroh jika engkau membunuh Muhammad ?”,
“Jangan-jangan engkau sudah murtad dan meninggalkan agama asal-mu?”. Tanya Umar.
“Maukah engkau ku tunjukkan yang lebih mengagetkan dari itu wahai Umar, sesungguhnya saudara perempuanmu dan iparmu telah murtad dan telah meninggalkan agamamu”, kata Abdullah.

Setelah mendengar hal tersebut, Umar langsung menuju ke rumah adiknya. Saat itu di dalam rumah tersebut terdapat Khabbab bin Art yang sedang mengajarkan al-Quran kepada keduanya (Fatimah, saudara perempuan Umar dan suaminya). Namun ketika Khabbab merasakan kedatangan Umar, dia segera bersembunyi di balik rumah. Sementara Fatimah, segera menutupi lembaran al-Quran.

Sebelum masuk rumah, rupanya Umar telah mendengar bacaan Khabbab, lalu dia bertanya :

“Suara apakah yang tadi saya dengar dari kalian?”,
“Tidak ada suara apa-apa kecuali obrolan kami berdua saja”, jawab mereka
“Pasti kalian telah murtad”, kata Umar dengan geram
“Wahai Umar, bagaimana pendapatmu jika kebenaran bukan berada pada agamamu ?”, jawab ipar Umar.

Mendengar jawaban tersebut, Umar langsung menendangnya dengan keras hingga jatuh dan berdarah. Fatimah segera memba-ngunkan suaminya yang berlumuran darah, namun Fatimah pun ditampar dengan keras hingga wajahnya berdarah, maka berkata-lah Fatimah kepada Umar dengan penuh amarah:

“Wahai Umar, jika kebenaran bukan terdapat pada agamamu, maka aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah Rasulullah”

Melihat keadaan saudara perempuannya dalam keadaan ber-darah, timbul penyesalan dan rasa malu di hati Umar. Lalu dia meminta lembaran al-Quran tersebut. Namun Fatimah menolaknya seraya mengatakan bahwa Umar najis, dan al-Quran tidak boleh disentuh kecuali oleh orang-orang yang telah bersuci. Fatimah memerintahkan Umar untuk mandi jika ingin menyentuh mushaf tersebut dan Umar pun menurutinya. (bersambung)

14 Februari 2011

Dijual : Kaos METALLICA (Black Album) dan Iron Maiden

Salam hangat buat para TROOPER dan METALLIS...!!!

Dalam rangka memeriahkan kedatangan salah satu icon group band METAL, "IRON MAIDEN" pada hari Kamis / 17 Feb 2011 ini, kami menyediakan dan menjual salah satu jenis atribut yang paling umum, yakni kaos,
untuk sementara, di sini kami hanya menjual kaos group band metal ternama, yakni METALLICA (Black Album Cover's Design), sementara utk kaos IRON MAIDEN design segera menyusul (Tour Cover's Design at back side)

Design Metallica:



Rencana design yg akan dipakai utk gambar depan kaos IRON MAIDEN:



Gambar Belakang:




Sembari menunggu konser di hari H, kami menjual kaos2 ini di sini,
bagi yang berminat, silahkan hubungi langsung ke hp saya di 0819 3417 2233

Salam

14 Januari 2011

4 Golongan Manusia Yg Akan Ditanya ALLAH di Hari Kiamat

Suatu ketika, Nabi SAW meriwayatkan sebuah hadhits Qudsi yg isinya tentang beberapa golongan manusia yang semasa hidup di dunia tidak mau beribadah kepada ALLAH SWT, kutipan isinya adalah sbb:

Kelak di hari penghitungan (Yaumil Hisab), ada 4 golongan manusia yang akan ditanyai oleh ALLAH SWT...

1. Golongan pertama adalah Golongan Orang Kaya;
ALLAH : "Wahai hambaku, mengapa sewaktu di dunia engkau tidak (mau) beribadah kepadaKu?"
Org Kaya :"Wahai Tuhan, sesungguhnya kami sibuk mengurusi kekayaan yang kami miliki, sehingga kami tidak punya waktu yg cukup utk beribadah kepadaMu"
ALLAH : "Aku memiliki seorang hamba yg sangat kaya raya, namanya Sulaiman As, dia memiliki seluruh kerajaan di muka bumi ini (pada zamannya), namun ia tidak pernah lalai dalam beribadah kepadaKu"

2. Golongan kedua adalah Golongan Orang abdi/pegawai;
ALLAH : "Wahai hambaku, mengapa sewaktu di dunia engkau tidak (mau) beribadah kepadaKu?"
Sang pegawai :"Wahai Tuhan, sesungguhnya kami sibuk mengurusi pelayanan sebagai tugas kami, sibuk mengabdikan diri kepada tuan/majikan/pimpinan kami, sehingga kami tidak punya waktu yg cukup utk beribadah kepadaMu"
ALLAH : "Aku memiliki seorang hamba yg tekun dalam bekerja, namanya Yusuf As, dia digilir (dijual) dari majikan yang satu kepada majikan yang lain, namun ia tidak pernah lalai dalam beribadah kepadaKu, sekalipun saat ia dijebloskan ke dalam penjara"

3. Golongan ketiga adalah Golongan Orang Sakit;
ALLAH : "Wahai hambaku, mengapa sewaktu di dunia engkau tidak (mau) beribadah kepadaKu?"
Org yg Sakit :"Wahai Tuhan, sesungguhnya saat hidup di dunia kami mengalami sakit, sehingga kami sulit utk beribadah kepadaMu"
ALLAH : "Aku memiliki seorang hamba yg cukup-cukup sengsara dalam hidupnya, namanya Ayyub As, dia mengalami sakit kulit selama 25 tahun, bukan hanya darah dan nanah yg keluar dari lukanya, melainkan belatung, namun, jangankan lalai beribadah kepadaku, berdoa memohon kesembuhan pun ia malu kepadaKu..."

4. Golongan keempat adalah Golongan Orang Fakir;
ALLAH : "Wahai hambaku, mengapa sewaktu di dunia engkau tidak (mau) beribadah kepadaKu?"
Org Fakir :"Wahai Tuhan, sesungguhnya semasa hidup di dunia kami senantiasa dililit oleh faktor kemiskinan dan berbagai problematika sosial lainnya, kami jarang mendapatkan kesempatan utk mndapatkan makanan yang layak, kami sibuk berusaha memenuhi kebutuhan hidup kami dan keluarga kami, sehingga kami tidak punya waktu yg cukup utk beribadah kepadaMu"
ALLAH : "Aku memiliki seorang hamba yg paling fakir di muka bumi ini, namanya 'Isa As, dia tidak memiliki rumah, dia tidak memiliki pekerjaan, dia tidak memiliki istri maupun keluarga dan sanak saudara, namun ia tidak pernah lalai dalam beribadah kepadaKu..."

Demikianlah sebuah materi yang saya sarikan dari materi Khutbah Jum'at siang tadi (Jum'at / 14 Januari 2011).

Semoga Bermanfaat
Wassalam