Biodata

Foto saya
Lifestyle of Medan's People, Do You Want to Beat it...???

16 Desember 2009

dukungan fans...

13 Desember 2009

11 Desember 2009

SEBUAH KEJADIAN NYATA

Mungkin ini yang dinamakan hari anak. Buktinya, tak satu pun dari anak-anak itu yang tak kulihat berlari gembira ke sana dan ke mari, berkejar-kejaran dengan teman-temannya. Tapi yang mengherankan adalah mengapa anak-anak ini menjadikan kawasan pertokoan pasar tradisional sebagai arena bermain mereka? Oh, mungkin ini adalah sebuah kebijakan dari pengelola yang menyulap arena pertokoan tersebut menjadi arena bermain untuk anak-anak dari ibu-ibu pelanggan yang saban hari mondar-mandir berbelanja kebutuhan sehari-hari di pertokoan tersebut. Sungguh aku telah berada pada suatu hari dan kejadian yang tak lazim, aneh.

Belum hilang tanda tanya dalam kepalaku, tiba-tiba kudengar suara jeritan bocah dari arah gang kecil pertokoan tepat di belakangku. Sontak kuberlari menuju arah datang suara yang sepertinya sangat kukenal itu. Dari jauh kutangkap bayangan anak yang menjerit itu terduduk di lantai pertokoan yang memang tak pernah bersih layaknya kawasan perbelanjaan di mall. ”Abang...” dalam hatiku semakin yakin sosok bocah kecil itu. Kudekap ia beberapa detik sebelum ibunya yang juga berlari di belakangku tadi mendapatkannya.

”Masya ALLAH...”, gumamku kecil. Bagaimana mungkin potongan kaleng alumunium yang biasa dijadikan pintu pertokoan itu bisa menusuk ke dalam sisi luar telapak tangannya? Ada sekitar satu sentimeter potongan alumunium itu tertancap ke dalam daging bacah tiga tahun itu. Si ibu, yang juga merupakan teman sekerjaku itu pun tak kuasa menahan tangisnya.

Tak mau mengulur-ulur waktu, langsung saja kucengkeram tangannya yang sudah berdarah-darah itu dan kugendong untuk dibawa ke Rumah Sakit. Si ibu mengikuti di sebelah kiriku tanpa bisa mengeluarkan sepatah kata pun. Kubelah lautan anak-anak yang sedang bermain itu dengan langkah seribu. Taxi biru yang kebetulan ada di seberang jalan itu harus segera kugapai untuk segera bisa sampai ke Rumah Sakit sebelum si abang kehabisan darah.

Di dalam taxi, tangisan si abang yang masih berada di pelukanku sudah mulai reda. Tapi masih ada suara tangisan yang lain, siapa lagi kalo bukan si Tari, ibunya si abang yang duduk di sebelahku sambil tangannya mengelus-elus rambut anaknya yang berada dalam pelukanku. Lalu sembari berbisik kukatakan pada Tari ”Jangan sampai tangisanmu membangkitkan kembali kesedihannya yang sudah mulai reda ini”.

Dasar Jakarta, selalu saja ada istilah macet terutama di saat kita sedang diburu waktu. Sementara darah dari tangan si abang terus mengalir dan menodai kemeja putihku yang biasa kupakai ngantor. Perlahan kuperhatikan tatapan mata si abang yang dilemparkannya ke luar jendela kaca taxi. Takut si abang teringat lagi akan tangannya yang ditusuk kaleng timah dan memungkinkannya untuk pingsan karena terlalu banyak mengeluarkan energi dan darah dari tangnnya, aku pun mulai memutar otak untuk mengalihkan perhatiannya. Lalu dengan penuh kelembutan kupindahkan bocah itu ke pelukan ibunya. Namun isak tangisnya masih juga terdengar walau sesekali.

Kukeluarkan 5 bungkus permen yang masih tersisa di saku celana, lalu aku pun duduk di lantai taxi tepat menghadap si abang sambil kukatakan dengan penuh rasa girang, ”Eh, ini Om ada permen untuk abang”, kataku sambil menebarkan kelima permen tersebut di kursi bekas tempat ku duduk tadi. “Kita main berhitung yuk”, ajakku pada bocah tiga tahun itu. “Satu...”, aku memulai hitungan dari permen yang berbungus biru. “Terus...?”, tanyaku padanya. “Dua...”, jawab si abang dengan terbata-bata sambil melirik mata ibunya yang berada di atas kepalanya. “Ih, pinter... Terus, habis dua, berapa Bang?”, tanyaku lagi padanya. “Tiga”, jawabnya dengan lebih tergar dan pede. “Wah, hebat Abang yah”, pujiku untuknya sambil menggeser-geserkan tiap bungkus permen yang akan dihitungnya. “Lima...”, lanjutnya agak ragu. “Eeeehhh...”, Tari menyela mencoba menegur kesalahan perhitungan anaknya itu. Tapi belum sempurna selaan Tari, aku langsung menimpalinya “Pinter Abang...tapi, kalau habis tiga itu bukan lima Bang, tapi empat dulu, yah”. Senyum pun kemudian lahir dari wajahnya yang sempat basah dengan air mata itu.

”Ayo, kita hitung ulang yuk”, ajakku kepada si abang yang disambut dengan anggukan kepalanya, sementara dari sudut mata kumelihat tatapan mata ibunya yang tak lepas dari aksi menghiburku itu. “Satu...”, ”Dua...”, ”Tiga...” hitungnya dengan lancar. “Terus, habis tiga berapa sayang?”, tanyaku membantu ingatannya. ”Empat...”, lanjutnya. ”Pinter, terus...?”, pujiku tak lupa untuknya. ”Liiimaaa”, tutupnya girang. ”Subhanallah, pinter banget...” kembali kumemuji tanpa memancingnya untuk bertepuk tangan karena sadar tangannya yang satu lagi sedang cidera. Lalu kulihat matanya pun seketika itu berbinar-binar menceritakan tentang kegirangan yang sedang membuncah di dalam hatinya. Sementara si ibu pun tak kalah senangnya dengan aksi menakjubkan yang baru saja kulakukan secara spontan itu. Beberapa detik kemudian, kami pun sudah tiba di pelataran Rumah Sakit. Setelah membayar ongkos, lalu aku segera turun dan membukakan pintu untuk si Tari sebelum aku mengambil alih si abang untuk kugendong menuju ruang Gawat Darurat.

Tanpa banyak bicara, segera dokter bedah segera mempersiapkan peralatannya bersama rekan-rekan perawat lainnya. Tak henti-hentinya aku berusaha menghibur si abang untuk menenangkannya. Tapi dasar anak cerdas, selalu saja ia mau tahu apa yang dilakukan oleh manusia-manusia berpakaian serba putih itu terhadap tangannya yang masih menyisakan rasa perih itu. Karena kewalahan akhirnya dokter menyuntikkan obat bius yang sesaat kemudian berhasil memenangkan jalannya operasi tersebut dengan mengangkat lempengan alumunium yang selama hampir 20 menit sempat bersarang di dalam daging tangan kiri bocah yang masih berumur tiga tahun itu.

Operasi selesai, namun si abang masih belum juga sadarkan diri saat dokter menganjurkan agar bocah ini diistirahatkan dahulu di salah satu kasur yang masih kosong di sudut ruangan itu. Lalu aku beranjak ke kasir untuk menyelesaikan biaya administrasi operasi si abang, lalu kembali lagi ke kamar untuk menunggu si abang siuman agar bisa segera pulang ke rumahnya. ”Kena berapa biayanya Sur?, tanya Tari serius dengan wajah yang penuh lelah dan mata yang tertuju pada baju putihku yang sudah bertambah warna merah bekas darah dari luka tangan si abang. ”Ehm...Cuma 50 ribu kok. Udah, gak usah diganti. Nanti kalo udah gajian bulan depan, kau traktir aku makan siang aja, ok?”, jawabku sambil menghibur yang dibalas dengan senyum khasnya.
Tiba-tiba seorang perawat datang dan meletakkan jam becker di meja samping kasur si abang. ”Lima menit sebelum reaksi obat bius hilang, becker ini akan berbunyi. Mungkin reaksi obat biusnya 10 menit lagi akan hilang”, jelas perawat yang kurang pandai senyum itu sambil berlalu ke luar. Aku duduk di sebuah kursi yang ada di sebelah kiri kasur si abang, sementara Tari mondar-mandir mencoba menghubungi hp suaminya yang sejak awal susah dihubungi. ”Iya, hallo...”, sapa Tari dengan meletakkan hp di telinga kirinya. ”Alhamdulillah, berarti suaminya sudah berhasil dihubunginya”, ujarku dalam hati.

Tak berniat menguping pembicaraan pribadi orang lain, aku pun menyibukkan diri dengan merapikan posisi tidur si abang, lalu mengusap-usap rambutnya sambil meletakkan kepalaku di sebelah pundaknya.

Pembicaraan Tari dengan suaminya kedengarannya ricuh. Beberapa kali kudengar suara Tari meninggi diiringi sedikit isak tangis. Tapi demi ALLAH, aku tidak nguping kok. Buktinya aku tak mengetahui pasti apa yang sedang mereka bicarakan melalui alat komunikasi jarak jauh itu.

Aku sudah hampir tertidur saat Tari selesai dengan teleponnya dan menghampiri anaknya dari sisi sebelah kanan. Hey, mengapa aku bisa melihat mata Tari yang begitu fokus menatapku? Padahal aku sedang tertidur. Oh tidak, aku jadi semakin tak percaya saat aku bisa mendengar suara Tari bergema di dalam ruangan itu. Mungkin inilah yang dinamakan suara hati oleh Iwan Fals dua tahun yang lalu dalam karya lagunya itu. ”Engkaulah seharusnya dan lebih layak menjadi ayahnya...”.

Masya ALLAH... Bagaimana mungkin aku bisa mendengar apa yang ada di dalam hati Tari di saat aku sedang tertidur dan sementara lisannya tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Bagaimana mungkin dia bisa mengatakan kalimat itu. Apakah dia menaruh harapan padaku hanya karena kebaikan dan perhatianku pada anaknya hari ini?

”Kriiiiiiing”, suara jam becker yang diletakkan oleh perawat tadi berdering. Itu artinya lima menit lagi si abang akan siuman. Kubuka mata dan kuangkat kepalaku. Tapi aneh, kenapa suara dering itu semakin kencang? Kuperhatikan sekelilingku. Masya ALLAH, ternyata alarm hp yang di sebelah bantalku yang berdering. Ternyata cuma mimpi.

Ini memang mimpi, tapi ini nyata. Ya, nyata terjadi. Sebuah kejadian nyata, bahwa aku telah bermimpi. Ups, jam 03 pagi, saatnya tahajjud.

Kamarku,
11 Desember 2009,
06.30 WIB

30 November 2009

DPR BARU, SEMANGAT BARU




Periodisasi parlemen Indonesia kini memasuki babak baru, babak ketiga sejak digulirkannya reformasi. Periode yang kali ini didominasi oleh wajah baru serta kaum muda dari berbagai latar belakang pendidikan dan pengalaman ini mendapat perhatian yang cukup besar dari publik. Ada nuansa baru yang lahir seiring dengan hadirnya para wakil rakyat ini ke ruang kerjanya. Nuansa tersebut adalah sebuah semangat baru yang dibawa oleh para wakil rakyat. Semangat yang lahir dari kepercayaan yang diamanatkan rakyat secara langsung di pundaknya yang kemudian dengan itu semua kebijakan-kebijakan serta regulasi yang berorientasi pada keadilan dan kesejahteraan rakyat diharapkan mampu dilahirkan.

Berbicara tentang DPR yang baru, tentu tidak lepas dari eksistensi DPR yang lama (periode sebelumnya) dalam catatan sejarah. Periode DPR 2004-2009 yang lalu tidak saja meninggalkan sederetan catatan negatif seperti yang selama ini santer diberitakan melalui segenap media, karena di balik itu semua secara nyata para anggota DPR yang lalu juga telah berhasil mengukir prestasi-prestasi gemilang yang mungkin saja tidak berhasil menembus pemberitaan publik lantaran tertelan oleh arus pemberitaan negatif dari rekan anggota DPR yang lain. Terjaringnya beberapa orang anggota dewan dalam kasus hukum bahkan masuk bui, komersialisasi legislasi, korupsi waktu dan etika seakan menjadi tema hangat di setiap media saat berbicara tentang kinerja anggota DPR. Setidaknya tema-tema tersebut seolah-olah menjadi sangat layak untuk dijadikan bahan komparasi di saat menyajikan prestasi yang berhasil diukir oleh sebagian anggota DPR yang lain.

Tidak bisa dipungkiri bahwa periode DPR yang lalu termasuk periode legislatif yang kritis (bahkan galak) terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah. Ini bisa dilihat dari penggunaan hak-hak yang melekat pada anggota DPR selama periode yang lalu. Selain itu, dirampungkannya lebih dari 200 RUU menjadi UU juga merupakan sebuah prestasi tersendiri yang selayaknya mendapat apresiasi dari seluruh lapisan di negeri ini. Walau tentu saja kita tidak boleh menafikan kekurangan-kekurangan yang terdapat di dalamnya.
Sangat tidak adil rasanya manakala hanya mendapat kritikan dari masyarakat di saat melakukan kesalahan tapi kemudian hampa dari apresiasi di saat mengukir prestasi. Namun itu merupakan sebuah konsekuensi logis yang harus diterima oleh anggota DPR sebagai wakil rakyat. Selayaknya anggota DPR mampu mengapresiasi setiap kritikan masyarakat sebagai bagian dari social control masyarakat terhadap para wakilnya di lembaga legislatif ini. Sehingga dengan demikian para anggota DPR akan selalu merasa memiliki bahan bakar baru dalam menjalankan setiap tugas-tugas kedewanannya.

DPR baru sejatinya memiliki makna baru dalam hal semangat dan kinerjanya. Memiliki semangat baru tidak lantas harus memvonis semangat anggota DPR periode yang lalu berdiri di atas pondasi yang salah. Namun, para wakil rakyat yang baru terpilih, termasuk anggota lama yang terpilih kembali, harus mampu melakukan pembaharuan niat dan orientasi komitmen dalam menjalankan aktivitasnya ke depan, yang dengan inilah kemudian etos kerja dan kedisiplinan akan dibangun di atasnya. Selanjutnya, ketersediaan perangkat penunjang kerja adalah sebuah kebutuhan tambahan yang juga turut menentukan keberhasilan dan berkualitasnya kinerja anggota.
Belajar dari Masa Lalu
Wajah parlemen Indonesia membutuhkan ’rejuvenation’ atau penyegaran dalam cakupan orientasi komitmen dan kinerja. Sejarah yang tercatat tentang rendahnya kualitas mental sebagian wakil rakyat periode yang lalu telah mencoreng nama parlemen secara institusional. Oleh sebab itu, para wakil rakyat periode yang baru ini wajib mempersiapkan segenap perangkat personal saat memasuki wilayah politik parlemen. Keberadaan 70 persen wajah baru di DPR memiliki potensi besar untuk membawa bahtera lembaga parlemen ini kepada sebuah peradaban dan budaya kerja yang baru. Peradaban serta budaya kerja yang baru ini tentu saja tidak hanya bermakna positif melainkan juga berkemungkinan dalam artian negatif. Untuk itu, semangat baru yang dibawa oleh anggota baru ini diharapkan mampu merubah tampilan wajah negatif DPR yang selama ini telah tercoreng ke arah pencitraan positif di tengah-tengah masyarakat dengan kerja-kerja nyata.

Terabaikannya prinsip preventif yang tegak di atas aspek moral dalam setiap alat kelengkapan DPR telah mendorong lahirnya sejumlah catatan buruk dari prilaku anggota serta output yang kualitasnya diragukan oleh masyarakat. Untuk itu, diharapkan ke depannya aspek integritas moral (moral integrity) bisa dikedepankan dalam setiap tahapan kerja-kerja anggota, baik di dalam alat kelengkapan, di fraksi, maupun di luar hak dan kewajiban yang melekat pada pribadi anggota DPR. Dengan demikian, unsur-unsur yang memungkinkan tercorengnya kembali lembaga dewan yang terhormat ini mampu untuk ditekan dan bahkan dihilangkan dari catatan sejarah perjalanan DPR hari ini dan hari-hari selanjutnya.

Selain dari pada itu, yang juga harus kita perhatikan adalah bahwa citra positif tidak akan pernah hadir bila dari pintu DPR itu sendiri tidak pernah keluar output-output yang berkualitas. Maksimalisasi output dari DPR sebagai institusi tentu tidak terlepas dari berkualitas atau tidaknya angota-anggota yang ada di dalamnya. Membekali diri dengan hal-hal yang bersinggungan langsung dengan tugas-tugas kedewanan pun menjadi suatu tuntutan yang tak terelakkan.

Kebutuhan dan Tantangan
Melihat kondisi kekinian yang ada, saya melihat setidaknya ada lima tantangan yang akan dihadapi DPR sebagai institusi sekaligus personalnya. Tantangan yang pertama adalah mengelola kemampuan menjadi partner politik yang tidak semata-mata bersikap ’legowo’ terhadap kebijakan pemerintah, tetapi juga bisa kritis serta korektif. Artinya, tantangan fraksi-fraksi di DPR adalah menghindari kinerja yang bersifat “utang budi politik” kepada pemerintahan yang ada.

Kedua, membangun kembali kepercayaan publik bahwa DPR hasil Pemilu 2009 benar-benar merupakan wakil rakyat, tidak sekedar secara prosedural, melainkan juga substantif. Keterwakilan secara substantif menuntut para anggota Dewan tidak hanya bekerja atas dasar prosedur politik belaka, tetapi harus selalu mempertanyakan kembali: apakah segenap prosedur yang ada berpihak pada kepentingan rakyat yang diwakili atau tidak.

Ketiga, mengingat 70 persen anggota DPR yang baru ini adalah wajah baru, maka tantangan yang tak kalah besarnya adalah bagaimana meyakinkan publik bahwa kinerja dan produktifitas Dewan tidak dipengaruhi oleh realitas tersebut. Itu artinya, para anggota DPR wajah baru perlu secepatnya belajar tentang ruang lingkup tugas, fungsi, dan otoritas mereka, baik sebagai anggota secara individual maupun selaku wakil rakyat secara institusi. Sebaliknya para wajah lama DPR perlu membagi pengalaman mereka kepada para anggota baru agar segenap anggota Dewan secepatnya bekerja secara maksimal.

Keempat, memperbaiki citra publik parlemen yang telanjur merosot di periode lalu yang disebabkan oleh multi faktor.

Tantangan kelima DPR adalah meningkatkan produktifitas dan kualitas legislasi. Sesuai dengan amanat konstitusi hasil amandemen, locus fungsi legislasi kini berada di tangan DPR kendati tetap harus melalui persetujuan Presiden. Namun permasalahan terbesar DPR yang lalu adalah kegagalannya dalam meningkatkan kualitas UU yang dihasilkan. Dari segi jumlah RUU yang berhasil menjadi UU memang terjadi peningkatan dibandingkan DPR periode 1999-2004. Akan tetapi jumlah RUU yang berasal dari inisiatif DPR sendiri relatif masih sedikit, belum lagi 33 UU yang diujimaterikan ke Mahkamah Konstitusi seakan makin mengesankan rendahnya kualitas legislasi yang dihasilkan.


Kebutuhan
Seperti yang selama ini kita pahami bersama bahwa kerja parlemen merupakan kerja pemikiran, ide dan mental dalam zona politik. Maka dari pada itu, manajemen isu, desain strategi, bahkan pola intrik selayaknya menjadi bagian integral dari tiap anggota DPR. Dengan kondisi tersebut, figur anggota DPR ke depan haruslah responsif dalam melihat dan menyikapi perkembangan yang ada. Seiring dengan hal tersebut, kualitas personal berbasis keahlian (professional appointee), disiplin keilmuan (intelectual basic) sekaligus integritas moral (moral integrity) juga merupakan perangkat-perangkat utama yang sejatinya menjadi bekal yang dimiliki oleh para anggota dewan dalam menjalani tugas-tugas kedewanannya.

Dalam rangka mencapai semua itu, tentu setiap anggota dewan membutuhkan struktur penyokong yang kelak akan membantunya dalam menjalankan setiap tugas dan tanggung jawabnya. Oleh sebab itu, ada beberapa hal yang menjadi penting untuk kita perhatikan bersama dalam memaksimalkan kerja-kerja anggota dewan di lembaga legislatif ini. Pertama, ketersediaan tenaga ahli yang merupakan sumber daya pembantu anggota dewan dalam melengkapi serta menyempurnakan posisinya di setiap lini aktivitas kedewanannya. Tenaga ahli tidak hanya menjadi faktor penting bagi anggota yang memiliki intelectual basic dan professional appointee yang rendah. Bahkan keberadaan tenaga ahli pun kemudian dipandang sebagai sesuatu yang urgen di saat anggota parlemen dihadapkan pada beragam permasalahan yang sangat mungkin muncul dalam waktu yang bersamaan atau beriringan. Untuk itu, ketersediaan satu orang tenaga ahli untuk tiap anggota selayaknya dikaji ulang. Di Amerika, seorang senator memiliki sampai 17 tenaga ahli. Di mana 10 orang digaji oleh negara dan tujuh orang lainnya digaji oleh senator yang bersangkutan. Terlepas dari mana anggaran gajinya, namun demi menghasilkan output yang berkualitas, keberadaan tenaga ahli di DPR memang layak untuk ditambah.

Kedua, Strategi dan Program Legislasi. Kualitas anggota DPR tidak hanya diukur dari kapasitas keilmuan dan mentalnya saja, melainkan juga dibutuhkan daya pengaruh yang kuat terhadap kebijakan di semua level parlemen, baik itu tingkat fraksi, komisi maupun badan lainnya sehingga lihai dalam lobi lintas fraksi. Kualitas dari kecerdasan berlapis atau ‘multiple intelligence’ inilah yang diharapkan mampu menggerakkan DPR ke arah yang lebih konstruktif. Kemampuan strategi inilah yang akan memungkinkan masyarakat memberikan penilaian terhadap fraksi mana yang sesungguhnya lebih memperjuangkan aspirasinya di saat seluruh fraksi mengatakan memperjuangkan kepentingan rakyat. Berlomba-lomba dalam kebajikan pun kemudian tidak terhindari mewarnai semangat kerja anggota di parlemen yang kita cintai ini.

Ketiga, Kunci utama untuk mendongkrak kinerja dewan terletak pada kualitas personal dan mekanisme internal fraksi. Setelah membenahi kualitas anggota, maka mekanisme yang ada di fraksi atau partai yang bersangkutan juga akan mempengaruhi kinerja dewan. Yakni mekanisme yang berorientasi pada kinerja.

Keempat, mekanisme yang memungkinkan adanya proses pertanggungjawaban anggota dewan kepada publik atau setidaknya kepada konstituennya. Mekanisme ini bisa dilakukan secara periodik dengan menggunakan saluran-saluran media yang tersedia.

26 November 2009

Rasulullah Pentingkan Ibadah Sosial, Haji Cukup Sekali

detikNews-Makkah - Ibadah haji diwajibkan bagi umat muslim yang mampu. Berapa kali umat muslim afdol untuk berhaji? Setelah Fath Makkah, Nabi Muhammad SAW hanya mengerjakan haji satu kali dan melakukan umrah empat kali pada tahun 10 Hijriah.

Ibadah haji dan umrah sendiri diwajibkan kepada umat Islam pada tahun 6 Hijriah. Begitu lah pendapat yang masyhur di kalangan ulama. Dengan para shahabat, pada tahun itu Muhammad bermaksud melakukan umrah ke Makkah, namun tidak berhasil memasuki kota Makkah, karena masih dikuasai kaum musyrikin.

Berdasarkan perjanjian Hudaibiyah dengan kaum musyrikin, Muhammad diizinkan untuk melakukan umrah pada tahun ke 7 Hijriah. Pada tanggal 12 Ramadhan 8 Hijriah, Muhamamd berhasil membebaskan kota Makkah melalui operasi damai Fath Makkah. Pada bulan Dzulqa'dah di tahun itu, nabi kemudian melakukan ibadah umrah dari Ji'ranah di luar kota Makkah. Dan, selanjutnya ke Madinah tanpa melakukan ibadah haji, padahal waktu itu kota Makkah sudah dikuasai umat Islam.

Namun baru pada tahun 10 Hijriah, Muhammad melakukan ibadah haji dan umrah, lalu setahun kemudian dia wafat. Walau Muhammad mempunyai kesempatan untuk beribadah haji sebanyak tiga kali, yaitu pada tahun 8, 9, 10 H, beliau melaksanakan ibadah haji hanya satu kali.

"Sahabat Anas bin Malik menuturkan, bahwa Nabi SAWA melakukan ibadah haji hanya satu kali saja, dan melakukan ibadah umrah empat kali, semuanya dilakukan pada bulan Dzulqa'dah, kecuali umrah yang bersama ibadah haji," kata Naib Amirul Haj 1430 Hijriah, Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, KH Ali Mustafa Yaqub dalam khutbah Arafah di tenda perkemahan jamaah haji Indonesia dalam pelaksanaan Wukuf di Padang Arafah, Arab Saudi, Kamis (26/11/2009) ba'da Sholat Dzuhur.

Ali pun mengutip hadits Bukhari dan Muslim yang menyabutkan, dari Qatadah; aku bertanya kepada Anas bin Malik RA, "Berapa kali Nabi Muhammad SAW beribadah umrah?" Anas menjawab, "Empat kali", yaitu; pertama, umrah Hudaibiyah (6 H) di bulan Dzulqa'dah saat dihalang-halangi kaum musyrikin; kedua, umrah yang dilakukan pada tahun berikutnya (7 H) di bulan Dzulqa'dah; ketiga, umrah Ji'ranah di saat pembagian harta rampasan perang (Ghanimah) Hunain. Aku bertanya lagi, "Berapa kali Nabi Muhammad SAW?" Anas menjawab, "Satu kali".

Pertanyaan yang muncul sekarang, lanjut Ali, mengapa Muhammad beribadah haji hanya satu kali saja, padahal beliau mempunyai kesempatan untuk beribadah haji tiga kali? Bandingkan dengan selera kaum muslimin sekarang yang, tentu yang punya dana, ingin beribadah haji setiap tahun. Nampaknya, selera seperti ini sudah menjadi gejala bagi sebagian besar umat Islam di mana saja mereka berada.

Ali mengungkapkan ada tiga hal yang menyebabkan Nabi Muhammad SAW tidak melakukan haji berulang ulang. Pertama, saat Muhammad masih melakukan Jihad fi Sabilillah melawan kaum musyrikin. Kedua, lebih memperhatikan untuk menyantuni anak yatim dan janda akibat peperangan dengan kaum musyrikin. Bahkan Muhammad menegaskan; penyantun janda dan orang miskin (pahalanya) seperti berjihad fi sabilillah atau seperti orang yang berpuasa di siang hari dan beribadah di malam hari (Hadis Bukhari dan Muslim).

Tentang menyantuni anak yatim Muhammad juga menyatakan; Aku dan penyantun anak yatim di surga nanti seperti ini. Shahabat Sahal bin Sa'ad mengatakan, "Rasulullah memberi isyarat dengan jari telunjuknya dan jari tengahnya" (Hadis Bukhari dan Muslim).

"Dan tentulah surga yang didiami Nabi Muhammad SAW bukanlah surga kelas ekonomi, melainkan surga kelas super VIP. Bandingkan dengan surga yang dijanjikan bagi ibadah haji yang mabrur, hanya disebut surga saja, dan itu pun harus haji yang mabrur. Nabi saw bersabda; ibadah umrah yang satu dengan ibadah umrah yang lain itu kafarat (penghapus dosa) antara kedua umrah tadi, dan haji yang mabrur tidak ada balasan kecuali surga," jelas Ali lagi.

Selebihnya, Muhammad lebih mementingkan syiar Islam kepada para pemuda pengikutnya, serta menjamin makanannya selama belajar. Dari ketiga hal penting itulah yang menyebabkan Muhammad tidak mendahulukan ibadah-ibadah sunnah individual (ibadah qashirah), tetapi justru beliau memprioritaskan ibadah-ibadah sosial (ibadah muta'addiyah).

Karenanya, Muhammad tidak pernah walau sekali beribadah haji sunnah, tidak pernah beribadah umrah pada bulan Ramadhan. Sementara sebagian umatnya sekarang ingin beribadah haji setiap tahun, ingin beribadah umrah setiap bulan atau setiap minggu. Padahal rata-rata keadaan umat Islam saat ini di segala penjuru dunia sangat memprihatinkan.

Menurut catatan FAO (Foods and Agriculture Organization), dunia saat ini masih didiami oleh 830 juta orang yang hidup di bawah garis kemiskinan. Dari jumlah fakir 830 juta itu, 700 juta adalah orang Islam. Sekiranya uang yang hampir Rp 115 triliun yang digunakan setiap tahun untuk perbuatan yang tidak wajib dan tidak pernah dicontohkan oleh Muhammad, itu dipakai untuk mengentaskan kemiskinan 700 juta orang Islam itu, maka pada suatu saat jumlah orang Islam yang miskin akan sangat kecil.

"Dalam keadaan umat Islam seperti ini, pantaskah seorang muslim yang kaya setiap tahun pergi ke Makkah untuk melakukan sesuatu yang tidak wajib? Pantaskah mereka bolak-balik umrah ke Makkah. Siapakah gerangan yang menyuruh mereka begitu? Ayat al-Qur'an manakah yang menyuruh agar kita beribadah haji berulang-ulang, sedangkan kondisi umat Islam sedang terpuruk? Hadis manakah yang menyuruh kita bolak-balik umrah, sementara kaum muslimin sedang kelaparan?" tanya Ali lantang.

Ali menegaskan, semua itu tidak ditemukan dalam ayat Al Quran maupun hadis yang menyuruh umat Islam untuk melakukan hal itu. Bila demikian, maka tidak ada lain, yang menyuruh mereka untuk melakukan hal seperti itu adalah hawa nafsu atas bisikan setan.

"Maka haji seperti itu layak disebut sebagai haji pengabdi setan, bukan haji yang mengikuti perintah Allah dan Rasul-Nya. Dan ternyata perilaku Nabi Muhammad adalah berhaji cukup sekali, berinfak ribuan kali. Atau dengan kata lain, Nabi Muhammad lebih mengutamakan ibadah sosial daripada ibadah individual," pungkasnya.

Negeri Para Bedebah

Ada satu negeri yang dihuni para bedebah
Lautnya pernah dibelah tongkat Musa
Nuh meninggalkan daratannya karena direndam bah
Dari langit burung-burung kondor jatuhkan bebatuan menyala-nyala

Tahukah kamu ciri-ciri negeri para bedebah?
Itulah negeri yang para pemimpinnya hidup mewah
Tapi rakyatnya makan dari mengais sampah
Atau jadi kuli di negeri orang yang upahnya serapah dan bogem mentah

Di negeri para bedebah
Orang baik dan bersih dianggap salah
Dipenjarakan hanya karena sering ketemu wartawan
Menipu rakyat dengan pemilu menjadi lumrah
Karena hanya penguasa yang boleh marah
Sedang rakyatnya hanya bisa pasrah

Maka bila negerimu dikuasai para bedebah
Jangan tergesa-gesa mengadu kepada Allah
Karena Tuhan tak akan mengubah suatu kaum
Kecuali kaum itu sendiri mengubahnya

Maka bila negerimu dikuasai para bedebah
Usirlah mereka dengan revolusi
Bila tak mampu dengan revolusi,
Dengan demonstrasi
Bila tak mampu dengan demonstrasi, dengan diskusi
Tapi itulah selemah-lemahnya iman perjuangan

by: Adhie Massardhie, aktifis demokrasi, mantan juru bicara Presiden Abdurrahman Wahid.

13 November 2009

SUMPAH PALAPA nya Patih GajahMada

Kita mungkin sudah sangat tidak asing dengan nama seorang tokoh Gajah Mada yang namanya lebih terkenal dari pada kerajaannya. Begitu juga dengan sumpah palapa yg pernah diikrarkannya, tapi saya yakin kita sangat asing dengan apa dan bagaimana isi dari sumpah sang legendaris tersebut.

Berikut adalah isi Sumpah palapa yg pernah diucapkan beliau...

"Sira Gajahmada, pepatih amungkubumi tan ayun amukti palapa.
Sira Gajahmada Lamun huwus kalah nusantara
ingsun amukti palapa,
Lamun kalah ring Gurun,
Ring Seram,
Tajungura,
ring Haru,
ring pahang,
Dompo,
ring Bali,
Sunda,
palembang,
Tumasik,
Samana ingsun amukti palapa"


Berhubung saya bukan orang Jawa, saya gak tahu persis arti dari ucapan sumpah sang maestro nusantara-Gajah Mada-ini, tapi kurang lebih makna yang terkandung dalam sumpah yang diucapkan sang maestro ini adalah sebagai berikut (kalo salah atau kurang tepat silahkan ditegur ya kawan2...hehehe)

"GajahMada sang Mahapatih tidak akan menikmati palapa selama aku belum bisa mempersatukan nusantara.
Aku tidak akan menikmati palapa sebelum menaklukkan pulau Gurun,
pulau Seram,
Tanjung pura,
pulau Haru,
pulau pahang,
Dompo,
pulau Bali,
Sunda,
palembang,
Tumasik,
aku tidak akan menikmati palapa"

Anak Sering Membantah, Ajari Sikap Disiplin

Banyak orangtua yang berteriak atau marah-marah saat anak tidak mau mendengarkan apa yang dikatakan? Marah bukanlah solusi yang tepat lebih baik orangtua menerapkan disiplin untuk anak-anaknya.

Anak-anak seringkali bertingkah di meja makan, menolak disuruh tidur atau susah diatur di tempat umum. Tapi marah-marah bukanlah penyelesaian yang baik, karena tidak akan membuat anak menghargai orangtua dan menurutinya.

Penting bagi orangtua untuk menetukan dan mengajarkan anak-anak hal apa saja yang bisa diterima serta hal apa saja yang tidak dapat diterima, menetapkan batasan-batasan tapi tetap membuat anak merasa nyaman.

Sayangnya banyak dari orangtua yang tidak konsisten dengan keputusannya, terkadang orangtua membiarkan anaknya melakukan kesalahan tapi di lain waktu menjadi ekstra keras saat anak melakukan kesalahan yang sama.

Mengajarkan disiplin pada anak memang pekerjaan yang sulit, tapi jika hal ini berhasil dilakukan maka kepuasan besar akan dirasakan oleh orangtua.

Seperti dikutip dari Health24, Kamis (12/11/2009) ada beberapa hal yang bisa dilakukan orangtua untuk menerapkan kedisiplinan itu, antara lain:

1. Pilihlah strategi yang tepat. Buatlah strategi yang tepat dengan menerapkan batasan yang jelas serta konsekuensi yang harus diterima anak jika melanggar batasan tersebut.

2. Gunakan kontak mata. Jika anak melakukan suatu kesalahan atau tidak mau menurut, tidak perlu berteriak atau marah-marah. Tapi cukup menatap mata anak dan dengan sendirinya anak pasti sudah mengerti.

3. Berhenti mengomel. Cukup berikan instruksi yang jelas pada anak, jika anak tidak mau menuruti berikan konsekuensi yang sudah disepakati bersama.

4. Beri tanda penghargaan. Buatlah peraturan apabila anak bisa berlaku disiplin akan mendapatkan penghargaan seperti bintang. Setiap akhir minggu jumlahkan berapa bintang yang telah didapatkan anak dan beri penghargaan yang lebih tinggi lagi.

5. Istirahatkan diri. Jika orangtua tidak bisa menahan diri, menjauhlah dari anak dan biarkan menenangkan diri terlebih dahulu agar tidak meluapkan kemarahannya pada anak dengan mengomel atau berteriak.

6. Diskusikan segala sesuatu dengan anak. Jika anak sudah cukup mengerti untuk diajak berbicara, maka ajaklah anak untuk terlibat dalam menetapkan segala macam peraturan yang akan dibuat.

Apapun strategi yang akan digunakan dalam menerapkan disiplin pada anak, hal yang paling penting adalah orangtua harus tetap konsisten. Jika tidak konsisten anak akan menjadi bingung apa yang sebenarnya diinginkan oleh orangtuanya.

sumber : www.health.detik.com

12 November 2009

Demokrasi Dalam Pemerintahan

1.Demokrasi adalah keadaan negara dimana dalam sistem pemerintahannya kedaulatan berada di tangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam keputusan bersama rakyat.

2.Secara umum prinsip-prinsip demokrasi meliputi adanya pembagian kekuasaan, pemilihan umum yang bebas, manajemen yang terbuka,kebebasan individu, peradilan yang bebas, pengakuan hak minoritas,pemerintahan yang berdasarkan hukum, pers yang bebas, adanya beberapa partai politik, adanya konsensus, adanya persetujuan,pemerintahan yang konstitusional, ketentuan tentang pendemokrasian,pengawasan tentang administrasi negara, perlindungan hak asasi,pemerintahan yang mayoritas, persaingan keahlian, mekanisme politik,kebebasan kebijaksanaan negara dan pemerintah yang mengutamakan musyawarah.

3.Demokrasi langsung terjadi bilamana untuk mewujudkan kedaulatan di tangan rakyat pada suatu negara, setiap warga negara dari negara tersebut boleh langsung menyampaikan hal ikhwal persoalannya dan pendapatnya kepada pihak eksekutif.

4.Demokrasi perwakilan terjadi bilamana untuk mewujudkan kedaulatan di tangan rakyat pada suatu negara, diperlukan adanya semacam lembaga legislatif (parlemen) karena masyarakat yang begitu banyak di satu negara tak mungkin seluruhnya duduk di lembaga tersebut.

5.Ciri khas dari demokrasi konstitusionil ialah gagasan bahwa pemerintah yang demokratis adalah yang terbatas kekuasaannya dan tidak dibenarkan bertindak sewenang-wenang terhadap warga negaranya.

6.Partisipasi politik merupakan kegiatan warga negara preman ( private citizen) yang bertujuan mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pemerintah. Sedangkan komunikasi politik merupakan penyampaian pesan yang berkenaan dengan fungsi suatu sistem politik.

Pada hakikatnya teori kontrak sosial merupakan usaha untuk mendobrak dasar dari pemerintahan absolut dan menetapkan hak-hak politik rakyat.Filsuf-filsuf yang mencetuskan gagasan ini antara lain John Locke dari Inggris dan Montesquieu dari Perancis.

1.Menurut Friedrich Stahl ada 4 unsur-unsur rechsstaat, meliputi:
1.Hak-hak manusia;
2.Pemisahan antara pembagian kekuasaan untuk menjamin hak-hak itu;
3.Pemerintah berdasarkan peraturan-peraturan;
4.Peradilan administrasi dalam perselisihan.

Sedangkan menurut AN. Dicey ada 3 unsur rule of law, yaitu
1.Supremasi aturan-aturan hukum, tidak adanya kekuasaan sewenangwenang dalam arti seseorang hanya boleh di hukum kalau melanggar hukum;
2.kedudukan yang sama dalam menghadapi hukum
3.Terjaminnya hak-hak manusia oleh UU serta keputusan-keputusan pengadilan.

2.Menurut Henry B. Mayo, sistem politik yang demokratis ialah di mana kebijaksanaan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik.

3.Di pandang dari sudut perkembangan demokrasi, sejarah Indonesia dapat dibagi dalam 3 masa, yaitu:
1.Masa RI I, yaitu masa demokrasi (konstitusionil) yang menonjolkan peranan parlemen serta partai karena itu dinamakan demokrasi parlementer.
2.Masa RI II, yaitu masa demokrasi terpimpin yang dalam banyak aspek telah menyimpang dari demokrasi konstitusionil yang secara formal merupakan landasannya dan menunjukkan beberapa aspek demokrasi rakyat.
3.Masa RI III, yaitu masa demokrasi Pancasila yang merupakan demokrasi konstitusionil yang menonjolkan sistem presidensil.

Lingkungan Fisik Pemerintahan

1.Pengetahuan lingkungan fisik dapat memberikan penjelasan perkembangan dan pengaruh hubungan lingkungan dengan kehidupan manusia,serta sebaliknya pengaruh kehidupan manusia terhadap lingkungan,baik yang bersifat langsung maupun sifatnya yang tidak langsung.

2.Lingkungan fisik dapat digolongkan ke dalam 3 lingkungan fisik yaitu lingkungan geografis, sumber daya alam dan kekayaan alam serta penduduk.

3.Pengaruh lingkungan geografis terhadap kehidupan bernegara dapat dikelompokkan atas 7 dimensi pengaruh lingkungan negara dan pemerintahan, yaitu letak negara dalam rotasi bola dunia, bentuk daratan, bentuk air kesuburan tanah dan mineral, iklim, bentuk-bentuk fisik perbatasan negara dan besar kecilnya wilayah negara.

4.Sumber daya alam ialah bagi potensi yang terdapat di dalam lingkungan alam yang dapat diubah menjadi bahan atau energi untuk kepentingan hidup manusia. Kekayaan alam ialah bahan atau energi untuk kepentingan hidup manusia. Kekayaan alam ialah berbagai jenis tumbuhan, hewan dan berbagai material dalam kandungan bumi, baik berupa benda cair maupun benda padat yang dapat memberi manfaat kepada manusia yang memilikinya.

5.Manusia (penduduk) sebagai komunitas yang mendiami bagian-bagian bumi sebagaimana makhluk hidup lainnya merupakan salah satu faktor lingkungan fisik. Manusia (penduduk) tidak saja sebagai tujuan tetapi juga sebagai sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia itu sendiri. Dengan kata lain, di samping manusia (penduduk) sebagai titik pusat atau tujuan dari lingkungannya, dia adalah unsur lingkungan salah satu spesies faktor animal dan juga adalah faktor ekonomi.

Lingkungan Sosial Pemerintahan

1.Lingkungan sosial pemerintahan ialah semua aspek kehidupan manusia sebagai homo sosial, sebagai homo politicon, homo economic dan homo sapiens di dalam kehidupan bernegara. Semua aspek kehidupan tersebut tidak merupakan unsur yang berdiri sendiri yang lepas dari unsur-unsur lain.Perubahan terhadap unsur yang satu akan berpengaruh terhadap unsurunsur yang lain, hubungan-hubungan tersebut dengan lingkungan alam sekitarnya semakin hari semakin mendapat perhatian dalam mempelajari kehidupan bernegara dan pemerintahannya.

2.Ideologi adalah pola dasar tentang cita-cita yang sifatnya praktis untuk mencapai tujuan suatu kelompok organisasi dalam kehidupan bernegara meliputi bidang sosial, politik, ekonomi dan lain-lain.Bentuk ekstrim dari suatu ideologi ialah bila sifatnya memaksa untuk dijadikan cara hidup yang menggariskan apa yang tidak sejalan dengan ideologinya harus dianggap sebagai penyakit atau musuh.Pada umumnya cara-cara yang ditempuh ideologist untuk menciptakan ideologinya dilakukan melalui 3 cara yaitu :
1.Ideologi diciptakan melalui hasil penelitian atas berbagai ideologi yang ada,
2.Ideologi dirumuskan atau diciptakan dari hasil pengalaman kelompok atau bangsa yang bersangkutan,
3.Dari pemikiran filosofis, merumuskan ideologi bangsanya dari berbagai pemikiran filosofis atau atas dasar ajaran-ajaran agama yang ada.

3.Sosial budaya sebagai bagian dari unsur lingkungan sosial pemerintahan dapat dibagi atas kebudayaan yang sifatnya nonmaterial dan yang sifatnya material. Kebudayaan yang sifatnya nonmaterial antara lain bahasa,nilai, norma, pengetahuan, pengertian-pengertian dasar yang dihayati oleh masyarakat, dan lain-lain. Sedangkan kebudayaan yang sifatnya material atau fisik ialah benda yang dihasilkan masyarakat dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan, misal: benda yang dihasilkan masyarakat dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan, misal:peralatan, jalan raya, rumah, irigasi, mainan, dan lain-lain.

4.Sosial politik mengandung pengertian yang luas dan sangat fleksibel,sehingga belum ada definisi yang dapat diterima semua pihak. Oleh karena itu yang penting bukan definisinya tetapi pengertian tentang kekuasaan negara, bagaimana terbentuknya kekuasaan negara itu,bagaimana sistem yang baik, bagaimana pembangunan kekuasaan dalam kelembagaan, bagaimana sistem yang baik, bagaimana pembagian kekuasaan dalam kelembagaan, bagaimana administrasinya, apa tujuan dan untuk kepentingan siapa, bagaimana negara itu menentukan kebijaksanaan dan tugas nasional, bagaimana hubungan warga dengan kepala negara, bagaimana negara mengatur hubungan kekuasaan pemerintah dengan perseorangan, kelompok dan parpol, bagaimana negara membela warga dan kepentingan negara dari gangguan yang datang dari dalam dan dari luar, bagaimana negara mengusahakan kemakmuran dan kesejahteraan warganya dan lain-lain.

5.Lembaga perekonomian dikatakan sebagai keseluruhan struktur kemasyarakatan, karena lembaga ini menghubungkan setiap orang dalam kehidupan ekonomi, baik dalam proses produksi maupun dalam proses distribusi barang dan jasa.

6.Keamanan sosial mencakup dimensi sangat luas yang tidak terpisahkan dari masalah ketertiban dan pertahanan. Keamanan sosial meliputi pengertian perseorangan, kelompok, masyarakat dan semua aspeknya.Gangguan terhadap keamanan sosial dapat bersifat material dan immaterial, dapat datang dari dalam maupun dari luar. Dalam perkembangan dewasa ini keamanan sosial dapat dibedakan antara pertahanan keamanan yang berupa gangguan terhadap kepentingan nasional yang timbul dari dalam maupun dari luar dengan ketertiban sosial menyangkut gangguan terhadap kepentingan warga baik secara individual maupun secara kelompok.


Birokrasi Pemerintahan

1.Birokrasi dalam literatur ilmu administrasi, sering dipergunakan dalam
beberapa pengertian. Sekurang-kurangnya terdapat tujuh pengertian
yang terkandung dalam istilah birokrasi, yaitu:
1.Organisasi rasional (rational organization)
2.Ketidakefisienan organisasi (organizational inefficiency)
3.Pemerintahan oleh para pejabat (rule by official)
4.Administrasi negara (public administration)
5.Administrasi oleh para pejabat (administration by official)
6.Bentuk organisasi dengan ciri-ciri dan kualitas tertentu seperti
hirarki serta peraturan-peraturan.
7.Suatu ciri masyarakat modern yang mutlak (an essential quality
of modern society).

2. Birokrasi adalah keseluruhan organisasi pemerintah yang menjalankan
tugas-tugas negara dalam berbagai unit organisasi pemerintah di
bawah lembaga departemen dan lembaga non departemen, baik di
tingkat pusat maupun daerah, seperti propinsi, kabupaten dan
kecamatan, bahkan pada tingkat kelurahan atau desa.

3. Adanya dua mitos dalam sistem politik Barat tentang birokrasi. Yang
Pertama menganggap birokrasi sebagai sumber keburukan. Harold
J. Laski dalam dalam Encyclopedia of the Social Science
menggambarkan birokrasi sebagai penyebar rutin dalam administrasi,
mengorbankan fleksibilitas demi peraturan yang kaku, mengulurulur
proses pembuatan keputusan dan menolak eksperimen. Mithos
kedua menganggap birokrasi menjalankan peranan pahlawan. Max
Weber merupakan pendukung terkemuka pandangan ini. Ia
menyatakan bahwa birokrasi mampu mencapai tingkat efisiensi yang
paling tinggi dan bentuk administrasi yang paling rasional karena
birokrasi merupakan pelaksana pengendalian melalui pengetahuan.

4. Karakteristik Birokrasi menurut Weber:
1. Jabatan administratif yang terorganisasi/tersusun secara hirarkies
(Administratice offices are organized hierarchically).
2. Setiap jabatan mempunyai wilayah kompetensinya sendiri (Each
office has its own area of competence).
3. Pegawai negeri ditentukan, tidak dipilih, berdasarkan pada
kualifikasi teknik yang ditunjukan dengan ijasah atau ujian (Civil
cervants are appointed, not electe, on the basis of technical
qualifications as determined by diplomas or examination).
4. Pegawai negeri menerima gaji tetap sesuai dengan pangkat atau
kedudukannya (Civil servants receive fixed salaries according
to rank).
5. Pekerjaan merupakan karir yang terbatas, atau pada pokoknya,
pekerjaannya sebagai pegawai negeri (The job is a career and
the sole, or at least primary, employment of the civil servant).
6. Para pejabat tidak memiliki kantor sendiri (The official does not
own his or her office).
7. Para pejabat sebagai subjek untuk mengontrol dan mendisiplinkan
(the official is subject to control and dicipline).
8. Promosi didasarkan pada pertimbangan kemampuan yang
melebihi rata-rata (Promotion is based on superiors judgement).


5. Birokrasi sebagai organisasi dengan ciri-ciri khusus, menjadi pusat
perhatian para ahli berbagai disiplin ilmu sosial karena jasa Max Weber.
Dalam karyanya The Theory of Economy and Social
Organization, Weber mengemukakan konsepnya tentang the ideal
type of bureaucracy dengan merumuskan ciri-ciri pokok organisasi
birokrasi yang lebih sesuai dengan masyarakat modern, yaitu:
1. Adanya suatu struktur hirarkis yang melibatkan pendelegasian
wewenang dari atas ke bawah dalam organisasi (a hierarcical structure involving delegation of authority from the top to the bottom of an organization).
2. Adanya posisi-posisi atau jabatan-jabatan yang mempunyai tugas
dan tanggung jawab yang tegas (a series of official position offices, each having prescribed duties and responsibility).
3. Adanya aturan-aturan, regulasi-regulasi dan standar-standar formal
yang mengatur bekerjanya organisasi dan tingkah laku para
anggotanya (formal rules, regulations and standar governing operation of the organization and behavior of its member).
4. Adanya personil yang secara teknis memenuhi syarat, yang
dipekerjakan atas dasar karir, dengan promosi yang didasarkan
pada kualifikasi dan penampilan (technically qualified personel employed an a career basis, with promotion based on qualification and performance).
6. Peranan birokrasi secara umum dikemukakan oleh Michael G. Roskin
dan kawan-kawan mempunyai fungsi yang meliputi kegiatan-kegiatan
pengadministrasian, pelayanan, peraturan, perizinan, pengumpulan
informasi, dan urusan rumah tangga. Seluruh birokrat pemerintahan
menjalankan setidaknya dua dari fungsi dasar tersebut, dengan sebagian
bekerja secara khusus pada biro tertentu dan sebagian lagi menjalankan
fungsi ganda.
7. Selama masa Orde Baru masalah-masalah yang dialami oleh birokrasi
di Indonesia antara lain:

1. *

Birokrasi di Indonesia lebih banyak mengatur daripada memberikan
pelayanan kepada publik. Karena masih banyak bersikap mengatur,
akibatnya kemitraan (parthnership) atau proses kolaborasi antara
birokrasi dan masyarakat masih dirasakan belum akrab. Sesuai
dengan ramalan Warren Bennis, maka proses kolaborasi itu
merupakan ciri yang menonjol dari birokrasi masa depan.

* Birokrasi Indonesia dewasa ini masih terperangkap pada jaringan
Parkinsonisme.

* Masalah ketiga adalah masih menonjolnya ego sektoral bagi masingmasing
birokrasi departemen.

* Pelaksanaan tiga asas pemerintahan yakni desentralisasi,
dekonsentrasi dan medebewind dalam birokrasi pemerintahan kita
belum profesional. Pada intinya sistem pemerintahan ini mengikuti
sistem desentralisasi. Akan tetapi pelaksanaannya lebih didominasi
oleh pelaksanaan asas dekonsentrasi.

* Birokrasi saat orde baru menempatkan pengembangan karir jabatan
pegawai pemerintah lebih ditekankan pada hirarki atas.

* Sentralisasi yang amat kuat

* Menilai tinggi keseragaman dalam struktur organisasi

* Pendelegasian wewenang yang kabur dalam manajemen

* Kesulitan dalam menyusun uraian tugas dan analisis jabatan yang
semata-mata bersifat teknis

* Kegagalan dalam upaya menerapkan organisasi matriks

* Perkembangan profesionalisme berdasarkan spesialisasi dalam
organisasi yang masih sulit.

* Weberisasi
Weberisasi adalah program untuk mengarahkan birokrasi sehingga
menjadi alat pembangunan yang bekerja secara efisien, rasional,
profesional dan berorientasi melayani masyarakat (public service).

* Parkinsonisasi
Parkinsonisasi merupakan kebijakan menata birokrasi dengan
memperbesar sosok kuantitatif birokrasi.

* Orwellisasi

* Orwellisasi ditunjukkan untuk mendukung pembesaran sosok negara
vis a vis masyarakat, dan pada gilirannya dapat meningkatkan
kapabilitas regulatif negara.

* Jaksonisasi
Istilah ini dikenal untuk konteks Indonesia. Jaksonisasi adalah upaya
untuk menjadi birokrasi sebagai akumulasi kekuasaan negara dan
menyingkirkan masyarakat dari ruang politik dan pemerintahan
sehingga terbentuk apa yang disebut oleh Karl D. Jackson (1980)
sebagai bureaucraty polity.

* Strategi inti, yaitu strategi yang mempunyai tujuan jelas dan
berhubungan dengan fungsi utama pemerintah, yaitu pengendalian.

* Strategi konsekuensi, yaitu strategi yang memaksa para pegawainya
untuk mentaati semua peraturan yang telah ditetapkan.

* Strategi pelanggan, yaitu strategi yang mengutamakan
pertanggungjawaban birokrasi.

* Strategi pengawasan, yaitu strategi yang menempatkan kekuasaan/
wewenang untuk membuat keputusan, yang pada umumnya
kekuasaan tersebut selalu berhubungan dengan puncak hirarki.
Strategi ini mendorong kekuasaan pembuat keputusan secara
signifikan diturunkan berdasarkan prinsip hirarki yang pada akhirnya akan sampai kepada masyarakat.

* Strategi kebudayaan, yaitu strategi yang dipengaruhi keempat strategi
di atas yang berarti dengan mengubah keempat strategi itu maka
budaya akan berubah pula.

8 Dengan mengacu pada birokrasi modern, dalam organisasi birokrasi di
Indonesia terdapat beberapa aspek birokrasi yang dianggap dipengaruhi
oleh kultur di Indonesia. Aspek-aspek tersebut adalah:

9. Birokratisasi adalah proses menuju ciri-ciri prototipikal birokrasi. Dalam
terminologi ilmu politik, dikenal bentuk-bentuk kebijakan birokratisasi
yang umumnya ditemui dalam praktik pembangunan di Dunia Ketiga,
yaitu:

10. Untuk menciptakan pola birokrasi yang mandiri, mampu berpikir dan
independen, diperlukan adanya perubahan-perubahan yang
fundamental, melalui lima strategi berikut, yaitu:

Hubungan Antara Pemerintah dan yang Diperintah (Masyarakat)

1. Kajian mengenai hubungan pemerintahan mencakup pembahasan
mengenai hubungan antara pemerintah dan masyarakat sebagai yang
diperintah. Fungsi pemerintah terhadap perkembangan masyarakat
tergantung pada beberapa hal, yakni filsafat hidup kemasyarakatan dan
filsafat politik masyarakat tersebut.

2. Bentuk hubungan antara pemerintah dengan yang diperintah secara
konkret dapat dilihat dalam proses pembuatan kebijakan sebab dalam
proses ini, kedua belah pihak dapat saling bertemu serta mendiskusikan
dan memutuskan tindakan yang harus diambil untuk kebaikan bersama.

3. Untuk sebagian besar masyarakat, pengaruh terhadap formulasi dan
pelaksanaan kebijakan pemerintah berbentuk pengaruh yang tidak
langsung, yaitu melalui perwakilan. Ketidaklangsungan hubungan antara
warga dengan pemerintah dapat disebut sebagai jarak yang merupakan
ciri khas pokok dari suatu sistem politik yang muncul pada berbagai
tahap dari proses kebijakan. Pengaruh dari kebanyakan warga terhadap
kebijakan pemerintah bersifat tidak langsung, sedangkan jalan dari
pembentukan keputusan politik kepada warga perseorangan melalui
jalan hirarkis dan birokrasi pemerintah dapat digambarkan sebagai suatu
proses yang panjang dan memakan waktu lama.

4. Dalam bidang pemerintah, masalah pelayanan menjadi sangat penting
karena menyangkut kepentingan umum bahkan kepentingan rakyat
secara keseluruhan karena peranan pelayanan umum yang
diselenggarakan oleh pemerintah melibatkan seluruh aparat pegawai
negeri dalam rangka peningkatan kesadaran bernegara dan
bermasyarakat, sehingga pelayanan kepada masyarakat menjadi suatu
hak, yaitu hak atas pelayanan.

5. Dalam pelaksanaan pelayanan umum terdapat beberapa faktor
pendukung yang penting, diantaranya faktor kesadaran para pejabat
serta petugas yang terkait dalam pelayanan umum, faktor aturan yang
menjadi landasan kerja pelayanan, faktor organisasi yang merupakan
alat serta sistem yang memungkinkan berjalannya mekanisme kegiatan
pelayanan, faktor pendapatan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup
minimum, faktor keterampilan petugas, dan faktor sarana dalam
pelaksanaan tugas pelayanan. Keenam faktor itu masing-masing
mempunyai peranan yang berbeda tapi saling berpengaruh dan secara
bersama-sama akan mewujudkan pelaksanaan pelayanan secara baik,
berupa pelayanan verbal, pelayanan tulisan atau pelayanan dalam bentuk
gerakan/tindakan dengan atau tanpa peralatan.

6. Pentingnya peran aparat birokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan
dan menunjang keberhasilan pembangunan telah mendorong berbagai
upaya ke arah langkah penyempurnaan. Berkaitan dengan masalah
ini, birokrasi dalam melaksanakan perannya menghadapi tugas ganda
yakni di satu pihak birokrasi harus mampu melakukan kiat-kiat strategis
dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik kepada
masyarakat (outward looking), di lain pihak birokrasi juga harus mampu
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam lingkungannya
(inward looking).

Sumber buku Ilmu Pememrintahan Karya Jrg. Djopari

14 Oktober 2009

Menculik Miyabi?

Oleh Surya Dharma,
*Pemerhati masalah sosial dan keagamaan
(dipublis pada kolom OPINI (hal 4),harian REPUBLIKA edisi Rabu, 14 oktober 2009)


Islam sebagai agama yang dianut oleh mayoritas penduduk negeri ini, dan agama-agama lain yang ada di Indonesia, sangat jelas menolak nilai-nilai pornografi/asusila. Dalam perspektif pemikiran Islam dinyatakan bahwa langkah paling efektif yang dipakai oleh musuh suatu kaum (musuh Islam) untuk menghancurkan suatu kaum (kaum Muslimin) adalah dimulai dari menghancurkan/menggerogoti pemikiran dan akhlak para pemudanya. Melalui pengenalan terhadap hal-hal yang berbau pornografi/asusila dan hal-hal yang bertentangan dengan norma-norma kesusilaan yang berlaku, proses penghancuran ini dengan mudah bisa dimulai.

Dunia perfilman Indonesia memang tidak pernah sepi dari kontroversi. Banyak film yang diawali dengan kritikan keras dan protes dari berbagai kalangan terkait isi yang ditawarkan. Dan seakan tak pernah belajar dari fakta ini, insan perfilman Indonesia tetap giat memproduksi film-film yang secara kualitas adalah rendah dan yang mengundang banyak rekasi negatif. Sebut saja film “Buruan Cium Gue” atau film “Perempuan berkalung Sorban” yang sama-sama mengundang kontroversi dan memunculkan reaksi negatif dari kalangan tertentu, terutama dari kalangan yang mengatasnamakan moralitas dan agama. Film-film tersebut dinilai tidak mendidik dan memberikan pesan negatif sehingga dikhawatirkan bisa menambah permasalahan di dalam masyarakat.

Rencana pembuatan film komedi yang berjudul “Menculik Miyabi” pada akhir Oktober 2009 ini seakan menambah daftar film kontroversial dan sensasional. Kali ini bukan isinya yang menjadi perdebatan, tetapi judul dan aktor yang akan terlibat di dalamnya.

Maria Ozawa, atau lebih populer dengan nama Miyabi, adalah seorang aktris film porno yang sangat terkenal dari Jepang. Miyabi akan menjadi salah satu pemain utama di dalam film ini sehingga rencana kedatangan dan keterlibatan Miyabi di dalam film ini telah memuncukan rekasi pro dan kontra dari berbagai kalangan. Masyarakat Indonesia terpecah, ada yang mendukung dan ada pula yang menolak keras.

Atas nama kebebasan berkespresi dan berkarya seni sebagaimana dijamin oleh undang-undang, film ini direncanakan untuk jalan terus terlepas dari protes dan keberatan dari banyak pihak yang menyatakan bahwa film yang akan dibintangi oleh Miyabi ini merupakan pelecehan terhadap agama dan moralitas bangsa. Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Menteri Pemberdayaan Perempuan, Meutya Hatta, adalah yang mendukung penolakan keras atas rencana pembuatan film ini. Bahkan hari Jumat lalu, Front Pembela Islam (FPI) telah mendatangi kantor rumah produksi yang akan membuat film ini dan meminta film ini dibatalkan. Andaipun harus diteruskan, seyogyanya film ini menggunakan judul dan aktor yang lain.

Masyarakat Indonesia adalah termasuk masyarakat yang mudah menerima sesuatu yang baru yang berasal dari luar, termasuk tamu, budaya, musik, dan bahkan agama atau aliran kepercayaan. Namun sikap ini tidak berarti menerima secara buta, melainkan melalui proses penilaian yang selektif di dalamnya. Artinya semangat untuk melihat dan menilai secara inhern memang lebih dikedepankan daripada penilaian dari sisi ekstern. Sehingga masyarakat Indonesia tidak serta merta menolak sesuatu atau menghalang-halangi siapa pun untuk datang ke negeri ini. Pasti ada alasan yang kuat apabila terjadi penolakan terhadap sesuatu atau seseorang.

Ibaratnya seorang ibu yang mendidik anaknya, dia tentu tidak ingin anaknya berinteraksi atau terkontaminasi dengan segala sesuatu yang membahayakan atas pertumbuhan akal, pembentukan karakter dan moral anaknya. Hal ini tidak mungkin dilakukan dengan serta merta mengusir tamu yang berkunjung, melainkan mungkin dengan cara meminta anaknya untuk tidak menemui tamu tersebut atau dengan menitipkannya kepada seseorang yang dipercaya untuk menjaganya sampai sang tamu pergi dari rumah.

Kekhawatiran si ibu seperti inilah yang saat ini sedang dirasakan oleh banyak anggota masyarakat Indonesia akan kehadiran Miyabi ini. Sebab, meskipun film yang akan dibuat adalah komedi, namun dengan melibatkan seorang Miyabi yang terkenal sebagai seorang artis film porno yang tidak ada hubungannya dengan komedi, adalah menjadi sebuah kewajaran apabila terjadi penolakan.

Fakta hasil survei penggunaan internet yang manyatakan bahwa para pengguna internet Indonesia menempati peringkat ketiga pengkases situs porno terbanyak di dunia seakan menambah kekhawatiran bahwa nantinya sebuah film yang melibatkan seorang artis film porno akan menambah rasa kecanduan ini dan memunculkan rasa keingintahuan yang lebih besar bagi mereka yang sebelumnya tidak mengenal situs porno atau seorang Miyabi. Dengan semakin meluasnya penggunaan internet di Indonesia, termasuk anak-anak, dan semakin sibuknya orang tua untuk bisa secara 24 jam mengawasi anak-anaknya, maka tindakan pencegahan lebih penting untuk dilakukan untuk meminimalisir kemungkinan akibat negatif yang muncul kemudian.

Oleh karena itu, demi agenda penyelamatan aset bangsa sekaligus untuk membela dan memuliakan kehormatan wanita dan para ibu, maka selayaknyalah rencana pembuatan film “Menculik Miyabi,” dan film-film sejenisnya, untuk tidak diteruskan. Masih banyak ide-ide kreatif yang lain yang lebih bisa memperkaya khazanah perfilman Indonesia dan memberikan tontonan, tuntunan dan inspirasi bagi generasi muda untuk lebih mandiri yang bisa dibuat dan dipertontonkan kepada khalayak ramai. Di dalam demokrasi, kebebasan berekspresi dan penghormatan terhadap hak-hak orang lain harus sejalan demi untuk menciptakan keharmonisan sosial yang lebih baik. Wallahu’alam bishawab

12 Oktober 2009

Abdullah Bin Ummi Maktum (lanjutan)

Seperti yg dijelaskan pada artikel sebelumnya bahwa Abdullah dan Bilal bertugas sebagai Muadzin dan petugas iqomat secara selang-seling bergantian, Dalam bulan Ramadhan tugas mereka bertambah. Bilal azan tengah malam membangunkan kaum muslimin utk makan sahur dan Abdullah azan ketika fajar menyingsing memberi tahu kaum muslimin waktu imsak sudah masuk agar menghentikan makan dan minum dan segala yg membatalkan puasa.
Untuk memuliakan Abdullah bin Ummi Maktum beberapa kali Rasulullah mengangkatnya menjadi wali kota Madinah menggantikan beliau apabila meninggalkan kota. Tujuh belas kali jabatan tersebut dipercayakan beliau kepada Abdullah. Salah satu di antaranya ketika meninggalkan kota Madinah utk membebaskan kota Mekah dari kekuasaan kaum musyrikin Quraisy.
Setelah perang Badar Allah menurunkan ayat-ayat Alquran mengangkat derajat kaum muslimin yg pergi berperang fi sabilillah. Allah melebihkan derajat mereka yg pergi berperang atas orang-orang yg tidak pergi berperang dan mencela orang yg tidak pergi krn ingin bersantai-santai. Ayat-ayat tersebut sangat berkesan di hati Abdullah Ummi Maktum. Tetapi baginya sukar mendapatkan kemuliaan tersebut krn dia buta. Lalu dia berkata kepada Rasulullah “Ya Rasulullah! Seandainya saya tidak buta tentu saya pergi perang.”
Kemudian dia memohon kepada Allah dgn hati yg penuh tunduk semoga Allah menurunkan ayat-ayat yg menerangkan tentang orang-orang yg cacat seperti dia tetapi hati mereka ingin sekali hendak berperang. Dia senatiasa berdoa dgn segala kerendahan hati. Dia berkata “Wahai Allah! Turunkanlah wahyu mengenai orang-orang yg uzur seperti aku!” Tidak berapa lama kemudian Allah SWT memperkenankan doanya. Zaid bin Tsabit sekretaris Rasulullah saw. yg bertugas menuliskan wahyu menceritakan “Aku duduk di samping Rasulullah saw. Tiba-tiba beliau diam sedangkan paha beliau terletak di atas pahaku. Aku belum pernah merasakan beban yg paling berat melebihi berat paha Rasulullah ketika itu. Sesudah beban berat yg menekan pahaku hilang beliau bersabda “Tulis hai zaid!” Lalu aku menuliskan “Tidak sama orang-orang mukmin yg duduk dgn pejuang-pejuang yg berjihad fi sabilillah.” . Ibnu Ummi Maktum berdiri seraya berkata “Ya Rasulullah bagaimana dgn orang-orang yg tidak sanggup pergi berjihad krn cacat?” Selesai pertanyaan Abdullah Rasulullah saw. terdiam dan paha beliau menekan pahaku seolah-olah aku menanggung beban berat seperti tadi. Setelah beban berat itu hilang Rasulullah saw. berkata “Coba baca kembali yg telah engkau tulis!” Aku membaca “Tidak sama orang-orang mukmin yg duduk ” Lalu kata beliau “Tulis!” “Kecuali bagi orang-orang yg tidak mampu.” Maka turunlah pengecualian yg ditunggu-tunggu Ibnu Ummi Maktum. Meskipun Allah SWT telah memaafkan Ibnu Ummi Maktum dan orang-orang yg uzur seperti dia utk tidak berjihad dia enggan bersantai-santai beserta orang-orang yg tidak turut berperang.
Dia tetap membulatkan tekad utk turut berperang fi sabiilillah. Tekad itu timbul dalam dirinya krn jiwa yg besar tidak dapat dikatakan besar kecuali bila orang itu memikul pula pekerjaan yg besar. Maka krn itu dia sangat gandrung utk turut berperang dan menetapkan tugasnya sendiri utk berperang dan menetapkan sendiri tugasnya di medan perang. Katanya “Tempatkan saya antara dua barisan sebagai pembawa bendera. Saya akan memegangnya erat-erat utk kalian. Saya buta krn itu saya pasti tidak akan lari.” Tahun ke empat belas hijriyah khalifah Umar bin Khaththab memutuskan akan memasuki Persia dgn perang yg menentukan utk menggulingkan pemerintah yg dzalim dan menggantinya dgn pemerintahan Islam yg demokratis dan bertauhid. Umar memerintahkan kepada tiap gubernur dan pembesar dalam pemerintahannya. “Jangan ada seorang jua pun yg ketinggalan dari orang-orang yg bersenjata atau orang yg mempunyai kuda atau yg berani atau yg berpikiran tajam melainkan hadapkan semuanya kepada saya sesegera mungkin!” Maka berkumpullah kaum muslimin di Madinah dari segala penjuru memenuhi panggilan khalifah Umar bin Khaththab. Di antara mereka terdapat seorang prajurit buta yaitu Abdullah bin Ummi Maktum. Khalifah Umar mengangkat Sa’ad bin Abu Waqqash menjadi panglima pasukan yg besar itu.
Kemudian khalifah memberikan instruksi-instruksi dan pengarahan kepada Sa’ad. Setelah pasukan besar itu sampai di Qadisiyyah Abdullah bin Ummi Maktum memakai baju besi dan perlengkapan yg sempurna. Dia tampil sebagai pembawa bendera kaum muslimin dan berjanji akan senantiasa mengibarkannya atau mati di samping bendera itu. Pada hari ketiga perang itu perang berkecamuk dgn hebat yg belum pernah disaksikan sebelumnya. Kaum muslimin berhasil memenangkan perang tersebut dgn kemenangan paling besar yg belum pernah direbutnya. Maka pindahlah kekuasaan kerajaan Persia yg besar ke tangan kaum muslimin dan runtuhlah mahligai yg termegah.
Berkibarlah bendera tauhid di bumi penyembah berhala itu. Kemenangan yg meyakinkan itu dibayar dgn darah dan jiwa dan ratusan para syuhada. Di antara mereka yg syahid itu terdapat Abdullah bin Ummi Maktum yg buta. Dia ditemukan terkapar di medan tempur berlumuran darah syahidnya sambil memeluk darah kaum muslimin.

05 Oktober 2009

Benarkah Bulan pernah Terbelah...??? (QS Al Qomar:1)




"Telah dekat datangnya saat itu dan Telah terbelah bulan". (Q.S. Al-Qomar: 1)

Ayat di atas menjelaskan kejadian terbelahnya bulan (satelit bumi) sekitar tahun ke-5 Hijrah. Terbelah berati terpisah menjadi dua bagian. Peristiwa ini merupakn mukjizat Nabi Muhammad dalam memenuhi permintaan orang-orang Quraisy. Peristiwa ini dimuat dalam berbagai kitab hadis dan sirah nabawi dari penuturan sejumlah sahabat, di antaranya adalah Abdullah bin Umar dan Abdullah bin Abbas.

Peristiwa ini dibantah oleh orang-orang Barat karena dianggap sesuatau yang mustahil dan tidak logis; “Bagaimana mungkin benda-benda angkasa terbelah menjadi dua dan kemudian menyatu kembali sebagaimana yang kita lihat sekarang.”

Namun ternyata, sejarah India dan Cina kuno (yang pada waktu peristiwa ini belum mengenal apa pun tentang Islam) telah mencatat dan menceritakan peristiwa ini. Sayyid Mahmud Syukri al-Alusi, dalam bukunya Ma Dalla 'Alaihi Al-Qur'an, mengutip dari buku Tarikh al-Yamini bawa dalam sebuah penaklukan yang dilakukan oleh Sultan Mahmud bin Sabaktakin al-Ghaznawi terhadap sebuah kerajaan yang masih menganut paganisme (musyrik) di India ia menemukan lempengan batu di dalam sebuah istana taklukan tersebut. Pada lempengan tersebut terpahat tulisan, "Istana ini dibangun pada malam terbelahnya bulan, dan peristiwa itu mangandung pelajaran bagi orang yang mengambil pelajaran."

Bukti lain diceritakan oleh Dr. Zaghlul, dalam bukunya Al-I'jaz Al-'Ilmi fi As-Sunnah An-Nabawiyah Jilid I, menceritakan tentang pengakuan seorang mualaf bernama David M. Pidcock. Pengakuan ini terjadi beberapa tahun lalu dalam satu ceramah Dr. Zaghlul di fakultas kedokteran Universitas Cardiff di Wales, Inggris Barat.

Pidcock mengatakan bahwa ayat pertama dari surah Al-Qamar ini lah yang menyebabkan ia masuk Islam di akhir dekade 70-an. Ceritanya, saat itu ia sedang melakukan kajian terhadap agama-agama dunia. Salah satu teman Muslimnya menghadiahinya Al-Qur'an dan terjemahannya. Saat pertama kalinya ia membaca, ia langsung terkejut dengan surah Al-Qamar. Karena tidak percaya bahwa bulan pernah terbelah dan kemudian menempel kembali, maka ia tutup Al-Qur'an tersebut dan meninggalkanya begitu saja.

Beberapa hari kemudian, tanpa disengaja ia melihat sebuah acara di BBC tentang perjalanan luar angkasa. Acara yang disiarkan pada tahun 1978 itu dipandu oleh penyiar Inggris terkenal bernama James Burke dengan menghadirkan tiga ilmuawan antariksa Amerika.

Dalam wawancara tersebut, dibahas perjalanan ruang angkasa yang menemukan satu fakta penting bagi mereka.. Fakta tersebut adalah bahwa sesungguhnya bulan dahulu pernah terbelah kemudian melekat lagi, dan bekas-bekas yang membuktikan cerita ini masih terlihat di permukaan bulan dan membentang hingga ke dalamanya.

Begitu mendengar penuturan ini, Pidcock lalu tersentak kaget dan teringat akan surah Al-Qamar yang ia pernah baca. Kemudian ia pun masuk Islam

sumber : www.republika.co.id

01 Oktober 2009

Lelaki buta yg menyebabkan Nabi mendapat teguran langit hingga sakit

Siapakah laki-laki itu yg karenanya Nabi yg mulia mendapat teguran dari langit dan menyebabkan beliau sakit? Siapakah dia yg krn peristiwanya Jibril al-Amin harus turun membisikkan wahyu Allah ke dalam hati Nabi yg mulia? Dia tidak lain adl Abdullah bin Ummi Maktum muazzin Rasulullah. Abdullah Ummi Maktum orang Mekah suku Quraisy.
Dia mempunyai ikatan keluarga dgn Rasulullah saw. yakni anak paman ummul mukminin Khadijah binti Khuwailid r.a. Bapaknya Qais bin Zaid dan ibunya Atikah binti Abdullah. Ibunya bergelar “ummi maktum” krn anaknya Abdullah lahir dalam kedaan buta total. Ketika cahaya Islam mulai memancar di Mekah Allah melapangkan dada Abdullah bin Ummi Maktum menerima agama baru itu. Karena itu tidak diragukan lagi dia termasuk kelompok yg pertama-tama masuk Islam.
Sebagai muslim kelompok pertama Abdullah turut menanggung segala macam suka dan duka kaum muslimin di Mekah ketika itu. Dia turut menderita siksaan kaum Quraisy seperti yg diderita kawan-kawannya seagama berupa penganiayaan dan berbagai macam tindak kekerasan lainnya. Tetapi apakah krn tindak kekerasan itu lantas Ibnu Ummi Maktum menyerah? Tidak?! Dia tidak pernah mundur dan tidak lemah iman. Bahkan dia semakin teguh berpegang pada agama Islam dan kitab Allah . Dia semakin rajin mempelajari syariat Islam dan sering mendatangi majlis Rasulullah. Begitu rajin dan rakusnya dia mendatangi majlis Rasulullah menyimak dan menghafal Alquran sehingga tiap waktu senggang selalu diisinya dan tiap kesempatan yg baik selalu direbutnya. Karena rewelnya dia beruntung memperoleh apa yg diinginkan dari Rasulullah disamping keuntungan bagi yg lain-lain juga. Pada masa permulaan tersebut Rasulullah saw. sering mengadakan dialog dgn pemimpin-pemimpin Quraisy seraya mengharap semoga mereka masuk Islam.
Pada suatu hari beliau bertatap muka dgn ‘Utbah bin Rabi’ah Syaibah bin Rabi’ah ‘Amr bin Hisyam alias Abu Jahal Umayyah bin Khalaf dan Walid bin Mughirah ayah Saifullah Khalid bin Walid. Rasulullah berunding dan bertukar pikiran dgn mereka tentang Islam. Beliau sangat ingin mereka menerima dakwah dan menghentikan penganiayaan terhadap para sahabat beliau. Sementara beliau berunding dgn sungguh-sungguh tiba-tiba Abdullah bin Ummi Maktum datang mengganggu minta dibacakan kepada ayat-ayat Alquran. Kata Abdullah “Ya Rasulullah ajarkanlah kepadaku ayat-ayat yg telah diajarkan Allah kepada Anda!” Rasulullah terlengah memperdulikan permintaan Abdullah. Bahkan beliau agak acuh terhadap interupsinya itu. Lalu beliau membelakangi Abdullah dan melanjutkan pembicaraan dgn para pemimpin Quraisy tersebut. Mudah-mudahan dgn Islamnya mereka Islam bertambah kuat dan dakwah bertambah lancar.
Selesai berbicara dgn mereka Rasulullah saw. bermaksud pulang. Tetapi tiba-tiba penglihatan beliau menjadi gelap dan kepala beliau terasa sakit seperti kena pukul. Kemudian Allah mewahyukan firman-Nya kepada beliau “Dia bermuka masam dan berpaling krn seorang buta datang kepadanya. Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya atau dia mendapatkan pengajaran lalu pengajaran itu memberikan manfaat kepadanya? Adapun orang yg merasa dirinya serba cukup maka kamu melayaninya. Padahal tidak ada atasmu kalau mereka tidak membersihkan diri . Adapun orang yg datang kepadamu dgn bergegas sedangkan ia takut maka kamu mengabaikannya. Sekali-kali jangan ! Sesungguhnya ajaran itu suatu peringatan. Maka siapa yg menghendaki tentulah ia memperbaikinya. terdapat di dalam kitab-kitab yg dimuliakan yg ditinggikan lagi disucikan di tangan para utusan yg mulia lagi berbakti.” . Enam belas ayat itulah yg disampaikan Jibril al-Amin ke dalam hati Rasulullah saw. sehubungan dgn peristiwa Abdullah bin Ummi Maktum yg senantiasa dibaca sejak diturunkan sampai sekarang dan akan terus dibaca sampai hari kiamat.
Sejak hari itu Rasulullah saw. tidak lupa memberikan tempat yg mulia bagi Abdullah apabila dia datang. Beliau menyilakan duduk di tempat duduknya beliau tanyakan keadaannya dan beliau penuhi kebutuhannya. Tidaklah heran kalau beliau memuliakan Abdullah sedemikian rupa, bukankah teguran dari langit itu sangat keras?
Tatkala tekanan dan penganiayaan kaum Quraisy terhadap kaum muslimin semakin berat dan menjadi-jadi Allah SWT mengizinkan kaum muslimin dan Rasul-Nya hijrah. Abdullah bin Ummi Maktum bergegas meninggalkan tumpah darahnya utk menyelamatkan agamanya. Dia bersama-sama Mush’ab bin Umair sahabat-sahabat Rasul saw. yg pertama-tama tiba di Madinah. Setibanya di Yatsrib Abdullah dan Mush’ab segera berdakwah membacakan ayat-ayat Alquran dan mengajarkan pengajaran Islam. Setelah Rasulullah saw. tiba di Madinah beliau mengangkat Abdullah bin Ummu Maktum serta Bilal bin Rabah menjadi muadzdzin Rasulullah. Mereka berdua bertugas meneriakkan kalimah tauhid lima kali sehari semalam mengajak orang banyak beramal saleh dan mendorong masyarakat merebut kemenangan. Apabila Bilal azan Abdullah Qamat; Abdullah azan Bilal qamat.

sumber file blog.re.or.id

25 September 2009

Siti Khadijah ra, The True Love of Muhammad SAW

Mengenang Siti Khadijah ra berarti kita mengingat sejarah perjuangannya dalam mendampingi Rasulullah. Siti Khadijah berasal dari keturunan yang terhormat, mempunyai harta kekayaan yang tidak sedikit serta terkenal sebagai wanita yang tegas dan cerdas. Bukan sekali dua kali pemuka kaum Quraisy mencoba untuk mempersunting dirinya. Tetapi pilihannya jutru jatuh pada seorang pemuda yang bernama Muhammad, pemuda yang begitu mengenal harga dirinya, yang tidak tergiur oleh kekayaan dan kecantikan.

Sayyidatina Khadijah ra merupakan wanita pertama yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Beliau banyak membantu dan memperteguhkan tekad Rasulullah SAW melaksanakan risalah dakwah. Beliau senantiasa berusaha meringankan kepedihan hati dan menghilangkan keletihan serta penderitaan yang dialami oleh suaminya dalam menjalankan tugas dakwah. Inilah keistimewaan dan keutamaan Khadijah dalam sejarah perjuangan Islam. Beliau adalah sumber kekuatan yang herada di belakang Rasulullah saw. Pada suatu ketika Rasulullah saw menyatakan, yang mana pernyataan beliau ini membuat Siti Aisyah merasa cemburu: “Demi Allah, tidak ada ganti yang lebih baik dari dia, yang beriman kepadaku saat semua orang ingkar, yang percaya kepadaku ketika semua mendustakan, yang mengorbankan semua hartanya saat semua berusaha mempertahankannya dan … darinyalah aku mendapatkan keturunan.” Begitulah pernyataan Rasulullah saw tentang kepribadian Khadijah, istrinya. Seorang isteri sejati, muslimah yang dengan segenap kemampuan dirinya berkorban demi kejayaan Islam. Dalam majelis haul dan & zikir semacam ini banyak hikmah yang dapat kita ambil. Majelis-majelis seperti inilah yang dicintai oleh Rasulullah, karena da’am majelis seperti ini, kita bisa mengetahui perjuangan orang-orang yang berjuang bersama Rasulullah. Alangkah celakanya mereka-mereka yang sombong, congkak, yang membenci peringatan-peringatan seperti ini, karena mereka secara tidak langsung telah berpaling dari orang-orang yang dicintai Allah dan RasulNya. Kelak mereka ketika di akherat akan diubah wujudnya oleh Allah menjadi seekor semut yang kecil, mereka akan terinjak-injak oleh manusia. Dikisahkan pada zaman sahabat, ada seorang sahabat yang mempunyai anak yang masih berumur 10 tahun, ingin ikut bersama ayahnya untuk berjihad menegakkan agama Allah Sewaktu di tengah-tengah medan pertempuran sang anak berkata pada ayahnya: “Wahai ayahku doakan aku mati syahid agar bisa bertemu dengan Rasulullah”, Apa jawab sang ayah: “Jika engkau syahid dalam pertempuran ini tolong sampaikan salamku pada Rasulullah SAW”. Inilah salah satu contoh mendidik anak agar anak menjadi sholeh. Sangat berbeda dengan zaman yang kita hadapi sekarang ini, di mana orang tua lebih takut jika anaknya tidak bisa matematika, tidak faham internet dan llmu-ilmu dunia lainnya, sementara tidak merasa kuatir ataupun takut jika mereka tidak mengenal Allah dan Rasul-Nya. Coba kita tengok anak-anak zaman sekarang mereka lebih faham nama-nama bintang sinetron ataupun sepak bola. Sementara nama-nama nabi, para sahabat dan para auliya’illah mereka tidak kenal. Wahai para kaum muslimin mari kita didik anak-anak kita untuk lebih mengenal Allah dan Rasul-Nya, mari kita ajak mereka untuk sholat berjama’ah membaca Al-Quran. jangan sampai mereka tidak bisa membaca Al-Quran apalagi tidak mengerjakan sholat.

Diambil dari Media Ummat Pebruari 2008

21 September 2009

Kisah Indah di Idul Fitri bersama RasuluLLah SAW

Kisah ini terjadi di Madinah pada suatu pagi di hari raya Idul Fitri. Rasulullah saw seperti biasanya mengunjungi rumah demi rumah untuk mendoakan para muslimin dan muslimah, mukminin dan mukminah agar merasa bahagia di hari raya itu. Alhamdulillah, semua terlihat merasa gembira dan bahagia, terutama anak-anak. Mereka bermain sambil berlari-lari kesana kemari dengan mengenakan pakaian hari rayanya. Namun tiba-tiba Rasulullah saw melihat di sebuah sudut ada seorang gadis kecil sedang duduk bersedih. Ia memakai pakaian tambal-tambal dan sepatu yang telah usang.

Rasulullah saw lalu bergegas menghampirinya. Gadis kecil itu menyembunyikan wajahnya dengan kedua tangannya, lalu menangis tersedu-sedu. Rasulullah saw kemudian meletakkan tangannya yang putih sewangi bunga mawar itu dengan penuh kasih sayang di atas kepala gadis kecil tersebut, lalu bertanya dengan suaranya yang lembut : “Anakku, mengapa kamu menangis? Hari ini adalah hari raya bukan?” Gadis kecil itu terkejut. Tanpa berani mengangkat kepalanya dan melihat siapa yang bertanya, perlahan-lahan ia menjawab sambil bercerita : “Pada hari raya yang suci ini semua anak menginginkan agar dapat merayakannya bersama orang tuanya dengan berbahagia. Anak-anak bermain dengan riang gembira. Aku lalu teringat pada ayahku, itu sebabnya aku menangis. Ketika itu hari raya terakhir bersamanya. Ia membelikanku sebuah gaun berwarna hijau dan sepatu baru. Waktu itu aku sangat bahagia. Lalu suatu hari ayahku pergi berperang bersama Rasulullah saw. Ia bertarung bersama Rasulullah saw bahu-membahu dan kemudian ia meninggal. Sekarang ayahku tidak ada lagi. Aku telah menjadi seorang anak yatim. Jika aku tidak menangis untuknya, lalu siapa lagi?”

Setelah Rasulullah saw mendengar cerita itu, seketika hatinya diliputi kesedihan yang mendalam. Dengan penuh kasih sayang ia membelai kepala gadis kecil itu sambil berkata: “Anakku, hapuslah air matamu… Angkatlah kepalamu dan dengarkan apa yang akan kukatakan kepadamu…. Apakah kamu ingin agar aku menjadi ayahmu? …. Dan apakah kamu juga ingin agar Fatimah menjadi kakak perempuanmu…. dan Aisyah menjadi ibumu…. Bagaimana pendapatmu tentang usul dariku ini?”

Begitu mendengar kata-kata itu, gadis kecil itu langsung berhenti menangis. Ia memandang dengan penuh takjub orang yang berada tepat di hadapannya. Masya Allah! Benar, ia adalah Rasulullah saw, orang tempat ia baru saja mencurahkan kesedihannya dan menumpahkan segala gundah di hatinya. Gadis yatim kecil itu sangat tertarik pada tawaran Rasulullah saw, namun entah mengapa ia tidak bisa berkata sepatah katapun. Ia hanya dapat menganggukkan kepalanya perlahan sebagai tanda persetujuannya. Gadis yatim kecil itu lalu bergandengan tangan dengan Rasulullah saw menuju ke rumah. Hatinya begitu diliputi kebahagiaan yang sulit untuk dilukiskan, karena ia diperbolehkan menggenggam tangan Rasulullah saw yang lembut seperti sutra itu.

Sesampainya di rumah, wajah dan kedua tangan gadis kecil itu lalu dibersihkan dan rambutnya disisir. Semua memperlakukannya dengan penuh kasih sayang. Gadis kecil itu lalu dipakaikan gaun yang indah dan diberikan makanan, juga uang saku untuk hari raya. Lalu ia diantar keluar, agar dapat bermain bersama anak-anak lainnya. Anak-anak lain merasa iri pada gadis kecil dengan gaun yang indah dan wajah yang berseri-seri itu. Mereka merasa keheranan, lalu bertanya :

“Gadis kecil, apa yang telah terjadi? Mengapa kamu terlihat sangat gembira?”

Sambil menunjukkan gaun baru dan uang sakunya gadis kecil itu menjawab :

“Akhirnya aku memiliki seorang ayah! Di dunia ini, tidak ada yang bisa menandinginya! Siapa yang tidak bahagia memiliki seorang ayah seperti Rasulullah? Aku juga kini memiliki seorang ibu, namanya Aisyah, yang hatinya begitu mulia. Juga seorang kakak perempuan, namanya Fatimah. Ia menyisir rambutku dan mengenakanku gaun yang indah ini. Aku merasa sangat bahagia, dan ingin rasanya aku memeluk seluruh dunia beserta isinya.”

Rasulullah saw bersabda : ”Siapa yang memakaikan seorang anak pakaian yang indah dan mendandaninya pada hari raya, maka Allah SWT akan mendandani/menghiasinya pada hari Kiamat. Allah SWT mencintai terutama setiap rumah, yang di dalamnya memelihara anak yatim dan banyak membagi-bagikan hadiah. Barangsiapa yang memelihara anak yatim dan melindunginya, maka ia akan bersamaku di surga.”

17 September 2009

Seputar Pelaksanaan Shalat Idul Fitri

Pada idul fitri 1 syawal biasanya Rasulullah SAW keluar dari tempat i'tikaf-nya ikut berbondong-bondong dengan segenap kaum muslimin menuju lapangan untuk shalat hari raya bersama. Hal ini untuk "mendemonstrasikan" di mata kaum kuffar, betapa banyak dan kuatnya kaum muslimin.

Beliau membolehkan kaum wanita untuk ikut keluar ke lapangan, bahkan yang haid sekalipun. Namun Rasulullah membatasi mereka untuk menyisih di pinggir bagi yang haid. Yakni agar mereka semua dapat mendengarkan khutbah, mendapatkan berkah dan doa dari kaum muslimin yang dilaksanakan kaum muslimin yang menjalankan shalat 'ied.

Biasanya Rasulullah berkhutbah 'id setelah melaksanakan shalat hari raya.

Rasulullah SAW pernah melakukan shalat 'id di masjid saat dilanda musim hujan.

Dalam khutbahnya Rasulullah menasehati dan menganjurkan kepada kaum wanita agar gemar bersedekah.

Rasulullah tidak mau pulang melewati jalan yang sama ketika Beliau berangkat. Hal ini dimaksudkan agar Beliau mendapat kesempatan lebih banyak untuk bertemu orang lain dan memanfaatkan semaraknya hari raya untuk dirinya.

Pada hari raya, Rasulullah membolehkan kita bermain dan bersuka ria, berpakaian bagus, dan lain-lain, yang tidak biasanya pada hari-hari biasa.

Anjran-anjuran Rasul sebelum menunaikan shalat 'ied diantaranya, memenuhi kewajiban zakat fitrah sebelum shalat ditunaikan, mandi sebelumnya, memakai pakaian yang terbaik yang dimilikinya, mengenakan parfum dan wewangian, makan pagi dengan beberapa butir kurma (atau sedikit makanan) sebelum berangkat ke lapangan atau masjid, berangkat dengan bertakbir, bertahmid dan bertahlil, untuk menunjukkan 'izzah Islam dan kaum muslimin. Berangkat dan pulang, disunnahkan dengan berjalan kaki dengan jalan yang berbeda.

Kemudian ada hal-hal yang mesti diperhatikan dalam pelaksanaan shalat dan khutbah 'ied, yakni:

* Tidak diawali oleh azan dan iqamat

* Tidak ada shalat sunah sebelum dan sesudahnya

* Waktu pelaksanaan shalat 'ied adalah dari tinggi matahari sekadar tiga meter, hingga tergelincir matahari. Tetapi yang utama adalah disegerakan.

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI,
1 SYAWAL 1430 HIJRIYAH
MOHON MAAF LAHIR & BATHIN
TAQOBBALLAHU MINNA WA MINKUM - TAQOBBAL YAA KARIIM

10 September 2009

FATMA MUI tentang ZAKAT (sekedar mengingatkan...)

KEPUTUSAN FATWA
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Nomor 3 Tahun 2003
Tentang
ZAKAT PENGHASILAN


Majelis Ulama Indonesia, setelah :
MENIMBANG :

1. bahwa kedudukan hukum zakat penghasilan, baik penghasilan rutin seperti gaji pegawai/karyawan atau penghasilan pejabat negara, maupun penghasilan tidak rutin seperti dokter, pengacara, konsultan, penceramah, dan sejenisnya, serta penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan bebas lainnya, masih sering ditannyakan oleh umat islam Indonesia.
2. bahwa oleh karena itu, MUI memandang perlu menetapkan fatwa tentang status hukum zakat penghasilan tersebut untuk dijadikan pedoman oleh umat islam dan pihak-pihak yang memerlukan.


MENGINGAT :

1. Firman Allah SWT tentang zakat ; antara lain :
“hai orang yang beriman !nafkahkanlah sebagian dari usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu… “(QS. Al-Baqarah [2]:267)
“…Dan mereka bertanya kepada apa yang mereka nafkahkan katakanlah : “ Yang lebih dari keperluan “…”(QS. Al-Baqarah (2) :219)
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka dengan zakat itu, kamu membersihkan dan mensucikan mereka…” (QS. At-Taubah (9): 103)
2. Hadits-haits Nabi SAW, antara lain :
“Diriwayatkan secara marfu’ hadits Ibnu Umar, dari Nabi SAW beliau bersabda ”Tidak ada zakat pada harta sampai berputar satu tahun” (HR.)
“Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah SAW bersabda : tidak ada zakat atas orang muslim terhadap hamba sahaya dan kudanya’(HR.Muslim.). Imam Nawawi berkata : “hadist ini adalah dalil bahwa harta qinyah (harta yang digunakan untuk keperluan pemakaian, bukan untuk di kembangkan) tidak dikenankan Zakat.”
“Dari hakim Bin Hizam r.a, dari Nabi SAW beliau bersabda: ‘tangan atas lebih baik dari pada tangan bawah. Mulailah (dalam membelanjakan harta) dengan orang yang menjadi tanggung jawabmu. Sedekah paling baik adalah yang dikeluarkan dari kelebihan kebutuhan. Barang siapa berusaha menjaga diri (dari keburukan), Allah akan menjaganya. Barang siapa berusaha mencukupi diri,Allah akan memberikan kecukupan”(HR. Bukhari)
“Dari Abu Hurairah r.a.,Rasulullah SAW bersabda : ‘Sedekah hannyalah dikeluarkan dari kelebihan/kebutuhan. Tangan atas lebih baik dari pada tangan bawah.Mulailah (dalam membelanjakan harta) dengan orang yang menjadi tanggung jawabmu”(H.R. Ahmad).


MEMPERHATIKAN :

1. Pendapat Dr. Yusuf Al Qardhawi:
2. Pertanyaan dari masyarakat tentang zakat profesi, baik melalui lisan maupun surat: antara lain Baznas.
3. Rapat-rapat komisi fatwa, terakhir rapat pada sabtu,8 Rabi’ul Awwal 1424/10 Mei 2003 dan sabtu 7 Juni 2003/6 Rabi’ul akhir 1424.



Dengan bertawakkal kepada Allah SWT
MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : FATWA TENTANG ZAKAT PENGHASILAN

Pertama : Ketentuan Umum
Dalam Fatwa ini, yang dimaksud dengan “penghasilan” adalah setiap pendapatan seperti gaji, honorarium, upah, jasa, dan lain-lain yang diperoleh dengan cara halal, baik rutin seperti pejabat negara, pegawai atau karyawan, maupun tidak rutin seperti dokter, pengacara,konsultan, dan sejenisnya, serta pendapatan yang diperoleh dari pekerjaan bebas lainnya.

Kedua : Hukum
Semua bentuk penghasilan halal wajib di keluarkan zakatnya dengan syarat telah mencapai nishab dalam satu tahun, yakni senilai emas 85 gram.

Ketiga : Waktu Pengeluaran Zakat.

1. Zakat penghasilan dapat dikeluarkan pada saat menerima jika sudah cukup nishab.
2. Jika tidak mencapai nishab, maka semua penghasilan dikumpulkan selama setu tahun; kemudian zakat dikeluarkan jika penghasilan bersihnya sudah cukup nishab.



Keempat : Kadar Zakat
Kadar zakat penghasilan adalah 2,5%.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 06 R.Akhir 1424 H.
07 Juni 2003 M


MAJELIS ULAMA INDONESIA
KOMISI FATWA

Ketua, Sekretaris,


K.H. MA’RUF AMIN HASANUDIN

05 September 2009

Ummu Sulaim, si Cerdas yang Dijamin Surga

Ia seorang wanita keturunan bangsawan dari kabilah Anshar suku Khazraj memiliki sifat keibuan dan berwajah manis menawan. Selain itu ia juga berotak cerdas penuh kehati-hatian dalam bersikap, dewasa dan berakhlak mulia, sehingga dengan sifat-sifatnya yang istimewa itulah pamannya yang bernama Malik bin Nadhar melirik dan mempersuntingnya. Rumaisha Ummu Sulaim binti Milhan bin Khalid bin Zaid bin Malik adalah satu dari wanita salihah yang memiliki kedudukan istimewa di mata Rasulullah.

Pada saat Rasululllah menyerukan dakwah menuju tauhid, tanpa keraguan lagi Ummu Sulaim langsung memeluk agama Islam, dan tidak peduli akan gangguan dan rintangan yang kelak akan dihadapinya dari masyarakat jahili paganis.

Namun suaminya, Malik bin Nadhir sangat marah saat mengetahui istrinya telah masuk Islam. Dengan dada gemuruh karena emosi, ia berkata pada Ummu Sulaim: "Engkau kini telah terperangkap dalam kemurtadan!"

"Saya tidak murtad. Justru saya kini telah beriman," jawab Ummu Sulaim dengan mantap. Dan kesungguhan Ummu Sulaim memeluk agama Allah tidak hanya sampai di situ. Ia juga tanpa bosan berusaha melatih anaknya, Anas, yang masih kecil untuk mengucapkan dua kalimat syahadat.

Melihat kesungguhan istrinya serta pendiriannya yang tak mungkin tergoyahkan membuat Malik bin Nadhir bosan dan tak mampu mengendalikan amarahnya. Hingga ia kemudian bertekad untuk meninggalkan rumah dan tidak akan kembali sampai istrinya mau kembali kepada agama nenek moyang mereka. Ia pun pergi dengan wajah suram. Sayangnya, di tengah jalan ia bertemu dengan musuhnya, kemudian ia dibunuh..

Saat mendengar kabar kematian suaminya dengan ketabahan yang mengagumkan ia berkata, "Saya akan tetap menyusui Anas sampai ia tak mau menyusu lagi, dan sekali-kali saya tak ingin menikah lagi sampai Anas menyuruhku."

Setelah Anas agak besar, Ummu Sulaim dengan malu-malu mendatangi Rasulullah dan meminta agar beliau bersedia menerima Anas sebagai pembantunya. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam pun menerima Anas dengan rasa gembira. Dan dari semua keputusannya itu, Ummu Sualim kemudian banyak dibicarakan orang dengan rasa kagum.

Dan seorang bangsawan bernama Abu Thalhah tak luput memperhatikan hal itu. Dengan rasa cinta dan kagum yang tak dapat disembunyikan tanpa banyak pertimbangan ia langsung melangkahkan kakinya ke rumah Ummu Sulaim untuk melamarnya dan menawarkan mahar yang mahal. Namun di luar dugaan, jawaban Ummu Sulaim membuat lidahnya menjadi kelu dan rasa kecewanya begitu menyesakkan dada, meski Ummu Sulaim berkata dengan sopan dan rasa hormat,

"Tidak selayaknya saya menikah dengan seorang musyrik, ketahuilah wahai Abu Thalhah bahwa sesembahanmu selama ini hanyalah sebuah patung yang dipahat oleh keluarga fulan. Dan apabila engkau mau menyulutnya api niscaya akan membakar dan menghanguskan patung-patung itu."

Perkataan Ummu Sulaim amat telak menghantam dadanya. Abu Thalhah tak percaya dengan apa yang ia lihat dan ia dengar. Namun itu semua merupakan realita yang harus ia terima. Abu Thalhah bukanlah orang yang cepat putus asa. Dikarenakan cintanya yang tulus dan mendalam terhadap Ummu Sulaim, di lain kesempatan ia datang lagi menjumpai ibunda Anas dan mengiming-iming mahar yang lebih wah serta kehidupan kelas atas.

Sekali lagi, Ummu Sulaim muslimah yag cerdik dan pintar ini tetap teguh dengan keimanannya. Sedikit pun ia tidak tergoda oleh kenikmatan dunia yag dijanjikan oleh Abu Thalhah. Baginya kenikmatan Islam akan lebih langgeng daripada seluruh kenikmatan dunia. Masih dengan penolakanya yang halus ia menjawab, "Sesungguhnya saya tidak pantas menolak orang yang seperti engkau, wahai Abu Thalhah. Hanya sayang engkau seorang kafir dan saya seorang muslimah. Maka tak pantas bagiku menikah denganmu. Coba Anda tebak apa keinginan saya?"

"Engkau menginginkan dinar dan kenikmatan," kata Abu Thalhah. "Sedikitpun saya tidak menginginkan dinar dan kenikmatan. Yang saya inginkan hanya engkau segera memeluk agama Islam," tukas Ummu Sualim tandas.

"Tetapi saya tidak mengerti siapa yang akan menjadi pembimbingku?" Tanya Abu Thalhah. "tentu saja pembimbingmu adalah Rasululah sendiri," tegas Ummu Sulaim.

Maka Abu Thalhah pun bergegas pergi menjumpai Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam yang mana saat itu tengah duduk bersama para sahabatnya. Melihat kedatangan Abu Thalhah, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam berseru, "Abu Thalhah telah datang kepada kalian, dan cahaya Islam tampak pada kedua bola matanya."

Ketulusan hati Ummu Sulaim benar-benar terasa mengharukan relung-relung hati Abu Thalhah. Ummu Sulaim hanya akan mau dinikahi dengan keislamannya tanpa sedikitpun tegiur oleh kenikmatan yang dia janjikan. Wanita mana lagi yang lebih pantas menjadi istri dan ibu asuh anak-anaknya selain Ummu Sulaim? Hinnga tanpa terasa di hadapan Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam lisan Abu Thalhah basah mengulang-ulang kalimat, "Saya mengikuti ajaran Anda, wahai Rasulullah. Saya bersaksi, bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi kecuali Allah dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah utusanNya."

Ummu Sulaim tersenyum haru dan berpaling kepada anaknya Ana, "Bangunlah wahai Anas."

Menikahlah Ummu Sulaim dengan Abu Thalhah, sedangkan maharnya adalah keislaman suaminya. Hingga Tsabit –seorang perawi hadits- meriwayatkan dari Anas, "Sama sekali aku belum pernah mendengar seorang wanita yang maharnya lebih mulia dari Ummu Sulaim, yaitu keislaman suaminya." Selanjutnya mereka menjalani kehidupan rumah tangga yang damai dan sejahtera dalam naungan cahaya Islam.

Abu Thalhah sendiri adalah seorang konglomerat nomor satu dari kabilah Anshar. Dan harta yang paling dia cintai yaitu tanah perkebunan "Bairuha". Tanah perkebunan itu letaknya persis menghadap masjid. Dan Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam sendiri pernah minum air segar yang ada di lokasi itu, sampai kemudian turun ayat yang berbunyi:

"Sekali-kali belum sampai pada kebaktian yang sempurna sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai." (Ali Imran:92)

Mendengar ayat ini, kontan Abu Thalhah menghadap Rasulullah. Setelah membacakan ayat tadi Abu Thalhah melanjutkan, "Dan sesungguhnya harta yang paling saya cintai adalah tanah perkebunan Bairuha. Saat ini tanah itu saya sedekahkan untuk Allah dengan harapan akan mendapatkan ganjaran kebaikan dari Allah kelak. Maka pergunakanlah sekehendak Anda, wahai Rasulullah."

Dan bersabdalah Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam, "Bakh, bakh itu adalah harta yang menguntungkan dan saya telah mendengar perkataanmu tentang harta itu dan saya sekarang berpendapat sebaiknya engkau bagi-bagikan tanah itu untuk keluarga kalian."

Abu Thalhah pun menuruti perintah Rasululah dan membagi-bagikan tanah itu kepada sanak familinya dan anak keturunan pamannya. Tak berapa lama Alah memuliakan seorang anak laki-laki kepada pasangan berbahagia itu dan diberi nama Abu Umair. Suatu kali burung kesayangan Abu Umair mati sehingga Abu Umair menangis dengan sedih. Saat itu lewatlah Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam di hadapannya. Melihat kesedihan Abu Umair, Rasulullah segera menghibur dan bertanya, "Wahai Abu Umair apa gerangan yang diperbuat oleh burung kecil?"

Namun takdir Allah memang tak mampu diduga. Allah subhanahu wa ta’ala kembali ingin menguji kesabaran pasangan sabar ini. Tiba-tiba saja, bocah mungil mereka Abu Umair jatuh sakit sehingga ayah dan ibunya dibuat cemas dan repot. Padahal ia adalah putra kesayangan Abu Thalhah. Jika ia pulang dari pasar, yang pertama kali ditanyakan adalah kesehatan dan keadaan putranya dan ia belum mereasa tenang bila belum melihatnya. Tepat pada waktu sholat, Abu Thalhah pergi ke masjid. Tak lama setelah kepergiannya, putranya Abu Umair menghembuskan nafas terakhir.

Ummu Sulaim memang seorang ibu mukminah yang sabar. Ia menerima peristiwa itu dengan sabar dan tenang. Ummu Sulaim lantas menidurkan putranya di atas kasur dan berujar berulang-ulang, "Innaa lillahi wa inna ilaihi rrji’un." Dengan suara berbisik ia berkata kepada sanak keluarganya, "Jangan sekali-kali kalian memberitahukan perihal putranya pada Abu Thalhah sampai aku sendiri yang memberitahunya."

Sekembalinya Abu Thalhah, alhamdulillah, air mata kesayangan Ummu Sulaim telah mongering. Ia menyambut kedatangan suaminya dan siap menjawab pertanyaannya.

"Bagaimana keadaan putraku sekarang?"

"Dia lebih tenang dari biasanya." Jawab Ummu Sulaim dengan wajar.

Abu Thalhah merasa begitu letih hingga tak ada keinginan menengok putranya. Namun hatinya turut berbunga-bunga mengira putranya dalam keadaan sehat wal afiat. Ummu Sulaim pun menjamu suaminya dengan hidangan yang istimewa dan berdandan serta berhias dengan wangi-wangian, membuat Abu Thalhah tertarik dan mengajaknya tidur bersama.

Setelah suaminya terlelap, Ummu Sulaim memuji kepada Allah karena berhasil menentramkan suaminya perihal putranya, karena ia menyadari Abu Thalhah telah mengalami keletihan seharian, sehingga ia amembiarkan suaminya tertidur pulas.

Menjelang subuh, baru Ummu Sulaim berbicara pada suaminya, seraya bertanya, "Wahai Abu Thalhah apa pendapatmu bila ada sekelompok orang meminjamkan barang kepada tetangganya lantas ia meminta kembali haknya. Pantaskan jika si peminjam enggan mengembalikannya?"

"Tidak," jawab Abu Thalhah.

"Bagaimana jika si peminjam enggan mengembalikannya setelah menggunakannya?" "Wah, mereka benar-benar tidak waras," Abu Thalhah menukas.

"Demikian pula putramu. Allah meminjamkannya pada kita dan pemiliknya telah mengambilnya kembali. Relakanlah ia," kata Ummu Sulaim dengan tenang. Pada mulanya Abu Thalhah marah dan membentak, "Kenapa baru sekarang kau beritahu, dan membiarkan aku hingga aku ternoda (berhadats karena berhubungan suami istri)?"

Dengan rasa tabah Ummu Sulaim tak henti-henti mengingatkan suaminya hingga ia kembali istirja dan memuji Allah dengan hati yang tenang.

Pagi-pagi buta sebelum cahaya matahari kelihatan penuh, Abu Thalhah menjumpai Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam dan menceritakan kejadian itu. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda, "Semoga Allah subhanahu wa ta’ala memberikan barakah pada malam pengantin kalian berdua."

Benar saja Ummu Sulaim lantas mengandung lagi dan melahirkan seorang anak yang diberi nama Abdullah bin Thalhah oleh Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam. Dan subhanallah barakahnya ternyata tak hanya sampai di situ. Abdullah kelak di kemudian hari memiliki tujuh orang putra yang semuanya hafizhul Qur’an. Keutamaan Ummu Sulaim tidak hanya itu, Allah subhanahu wa ta’ala juga pernah menurunkan ayat untuk pasangan suami istri itu dikarenakan suatu peristiwa. Sampau Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam menggembirakannya dengan janji surga dalam sabdanya

"Aku memasuki surga dan aku mendengar jalannya seseorang. Lantas aku bertanya "Siapakah ini?" Penghuni surga spontan menjawab "Ini adalah Rumaisha binti Milhan, ibu Anas bin Malik."