Biodata

Foto saya
Lifestyle of Medan's People, Do You Want to Beat it...???

13 Agustus 2009

Pemuda Pengejar Bidadari

Di zaman pemerintahan Zainal Abidin dalam masa peperangan sabil, ada seorang pemuda yg masih berumur belia (sekitar 17 tahun) datang menemui Zainal Abidin dan menyatakan keinginannya bergabung dalam pasukan tersebut.

Zainal Abidin terkejut mendengar penyampaian anak muda tersebut, lalu beliau menganjurkan agar si anak itu untuk belajar/menuntut ilmu saja karena usianya masih terlalu muda dan memiliki waktu yg masih sangat panjang.

Setelah diselidiki, ternyata pemuda itu adalah anak yatim piatu yang ayahnya mati syahid dan seluruh harta warisan yg dimilikinya telah diinfaqkannya untuk bekal perang pasukan muslimin, kecuali seekor kuda dan sebilah pedang yg ada padanya.

Di hari berikutnya pemuda ini datang lagi dan kembali menyatakan maksudnya, lalu Zainal Abidin ingin melihat keseriusannya dengan menyuruhnya hadir pada jadwal latihan pasukan yg biasa dilakukan pada pagi hari.

Di keesokan harinya, Zainal Abidin begitu terkejut karena pagi-pagi sekali pemuda itu sudah hadir dengan pedang dan kudanya untuk latihan, sementara belum ada satu orang pun prajurit yg hadir untuk latihan.

Akhirnya Zainal Abidin memanggil pemuda ini dan bertanya,
"Wahai anak muda, mengapa kau begitu ngotot untuk ikut perang? Tidak kau sadar bahwa ini adalah perang sungguhan, taruhannya adalah nyawa. Kau bisa mati anak muda...!!!"

Lalu dengan semangat pula anak muda itu menjawab,
"Justru karena itulah saya mau ikut perang"

Tentu saja Zainal Abidin terheran-heran mendengar jawaban anak muda ini, anak muda yg umumnya tertarik untuk menikmati hidupnya dengan kesenangan dunia dan bahkan kalau bisa menghabiskan masa mudanya untuk bersukaria, dan sebisa mungkin tidak terlibat dalam peperangan yg taruhannya adalah nyawa, tapi kenapa anak yg satu ini justru tertarik dalam peperangan yg taruhannya adalah nyawanya. Lalu beliau kembali bertanya,
"Mengapa kau berkata demikian?"

Maka si anak muda ini menceritakan,
"Ayahku adalah seorang pejuang kaum muslimin yg telah mati syahid. Suatu ketika setelah ayahku syahid, aku bermimpi bertemu dengannya. Lalu ayah mengajakku ke suatu tempat yg sangat luar biasa indahnya dan aku tidak pernah melihat keindahan seperti itu di dunia ini.

Kutanya pada ayah tempat apa itu, lalu ayah menjawab bahwa ini adalah taman syurga. Kemudian ayah bertanya kepadaku apakah aku mau melihat bidadari syurga, tentu saja aku sangat mau, maka kemudian ayah mengajakku masuk ke sebuah taman yang jauh lebih indah dari tempat yg kusaksikan sebelumnya, di sana terdapat beberapa wanita2 yg sangat cantik-cantik sekali dan aku belum pernah melihat wanita secantik itu selama di dunia ini.

Lalu aku bertanya pada ayah,
"Maha suci ALLAH, inikah bidadari syurga itu ayah?"
tapi ayahku menjawab: "Bukan, mereka ini adalah pelayan-pelayannya bidadari"
Aku sungguh takjub, lalu kami memasuki pintu kedua dan pintu ketiga dari taman itu yang pada setiap pintu yg kami lalui itu terdapat taman dan wanita2 cantik dengan kadar yg semakin indah.
Lalu kami berhenti sampai di depan pintu bidadari yg dimaksud, lalu ayah berkata:
"Wahai anakku, di dalam ruangan dari balik pintu inilah bidadari itu berada"
Aku pun bertanya mengapa kami tidak masuk dan melihat langsung bidadari yg telah membuat bergetar jiwaku itu, lalu ayah menjawab,
"Antara kau dan bidadari itu masih ada sekat, yaitu kehidupan dunia..."

"Yang Mulia, itulah alasan mengapa aku begitu bersemangat untuk ikut berperang dalam barisan kaum muslimin di bawah pimpinanmu"

Mendengar penjelasan anak muda ini Zainal Abidin tersenyum mengerti sambil mengangguk-anggukkan kepalanya dan menyuruhnya untuk bersiap-siap memulai latihannya.



Saudaraku yg dimuliakan ALLAH SWT,
ALLAH telah menggariskan karakater semangat yg membara pada diri pemuda,
sehingga kita akan melihat catatan sejarah dari negara mana pun bahwa (bahkan perang kemerdekan Indonesia ini sekali pun) ditopang oleh semangat dan keberanian pemuda.
Karena itu puila lah RasuluLLah SAW begitu antusias untuk merekrut kaum muda di awal-awal dakwahnya...

Mungkin hal ini pula lah yg menjadi latar belakang mengapa Noordin M. Top juga sibuk mencari-cari anak muda untuk direkrut menjadi simpatisan dan kadernya untuk kemudian dilakukan "bain washing" yg pada akhirnya siap untuk meledakkan diri dengan bom bunuh diri yg diskenariokan olehnya dan jaringannya.

Dalam goresan tinta sejarah perjuangan Indonesia, kita juga mengenal begitu banyak tokoh muda yg kemudian berhasil membawa kemeredekaan dan perubahan pada negeri ini. Terbilanglah Bung Tomo, Ki hajar Dewantara, Bung Karno, dan sederetan pahlawan perjuangan yg hampir secara keseluruhan mereka itu termasuk dalam golongan pemuda.

Sejarah sendiri telah membuktikan bahwa pemuda adalah bahan bakar sekaligus mesin utama dalam setiap perubahan yang ada. Coba kita lihat kembali catatan Revolusi mempertahankan Kemerdekaan, bahkan semangat Reformasi juga dimotori oleh kaum muda.

Kini kita tengah dipertontonkan kepada adegan-adegan miris yg terjadi secara nyata di bumi pertiwi ini. Mulai dari agenda reformasi yang mandek, tindak koruptif para elit dan birokrat, sisterm birokrasi dan tata negara yg kompleks bahkan amburadul. Seandainya masing2 dari kondisi yg bobrok itu mampu berbicara, maka pastilah ia hanya akan mengucapkan satu kalimat saja, "Tolong keluarkan aku dari kebobrokan ini wahai pemuda...!!!!"

So, anda yg masih merasa muda,
tak perduli apa pun posisi, jabatan, kedudukan dan pekerjaan anda,
selagi anda masih merasa pemuda,
masih merasa bagian dari tegaknya Negara Kesatuan di Republik tercinta ini,
maka saya ingin menyampaikan bahwa seruan bergemu di seantero jagad raya ini telah memanggil anda untuk segera memberikan kontribusi positif terbesar kepada negeri ini,
sekecil apa pun kontribusi yg bisa anda berikan,

Tapi bila anda tidak merasa bagian dari seruan ini, maka anda cukup mengabaikan tulisan dan seruan ini...!!!

Terima Kasih,

Salam Indonesia Raya

Tidak ada komentar: