Biodata

Foto saya
Lifestyle of Medan's People, Do You Want to Beat it...???

11 Mei 2009

Kemuliaan Akhlak Nabi SAW

original post in:
http://suryamuslim.blogspot.com/


Setelah wafatnya Nabi SAW, Abu bakar yang merupakan mertua Nabi bertanya pada anaknya Aisyah r.a;
"Wahai Aisyah, katakanlah padaku apa kebiasaan/sunnah Nabi SAW yang masih belum aku laksanakan".
Aisyah menjawab :
"Wahai ayah, engkau adalah sahabatnya yang paling gemar mengamalkan sunnahnya. Hampir tidak ada satu pun sunnahnya yang tidak kau laksanakan. Tetapi, di setiap pagi beliau selalu berjalan ke ujung jalan itu membawakan roti untuk diberikan kepada seorang pengemis Yahudi buta di sudut jalan itu".

Keesokan paginya, Abu Bakar Ash-Shiddiq pun memulai kebiasaan sang idolanya tersebut. Dia berjalan menghampiri pengemis Yahudi yang dijelaskan oleh Aisyah sambil membawa roti. Lalu diberikannya roti tersebut kepada pengemis Yahudi itu.
Lalu si pengemis bertanya kepadanya; "Siapa kamu?"
Abu Bakar menjawab : "Aku adalah orang yang biasa memberikan roti kepadamu".
Tiba-tiba si pengemis itu menaikkan nada suaranya:
"Tidak. Kau pasti bukan dia. Dia selalu melunakkan roti dengan mulutnya terlebih dahulu, baru kemudian menyuapiku dengan lembut".

Bergemuruh rasanya dada Abu Bakar mendengar ucapan si pengemis itu. Namun belum reda lagi gemuruh batinnya, si pengemis bertanya kepadanya;
"Siapa kamu sebenarnya, dan mana orang yang biasanya memberiku roti lembut itu?"
Dengan sedikit terisak-isak Abu Bakar pun menjawab,
"Dia telah wafat, aku adalah sahabatnya yang akan menggantikan kebiasaannya ini"

Terkejut si pengemis mengetahui bahwa orang yang sangat akrab dengannya itu telah tiada. Lalu ia pun melanjutkan pengakuannya;
"Padahal dia adalah orang yang sangat lembut dan baik hati,
dia tidak pernah lalai untuk memberiku roti di setiap pagi. Padahal aku selalu menasehatinya agar ia berhati-hati kepada orang yang bernama Muhammad, hati-hati dengan agama baru yang dibawa Muhammad. Aku takut dia akan masuk ke dalam perangkap agamanya si Muhammad itu. Tapi lihatlah, kini ia telah pergi meninggalkanku..." ujarnya sedih.

Abu Bakar pun tak mampu menahan haru di hatinya, dia menangis sejadi-jadinya.
Si pengemis terkejut dan bertanya kepadanya;
"Wahai Tuan, apa yang membuatmu sesedih itu?"
Lalu Abu Bakar pun menjelaskan kepadanya;
"Dia itulah Muhammad RasuluLLah SAW,
orang yang selalu menemuimu setiap pagi, yang selalu memberimu roti lembut, yang selalu kau nasehati, yang selalu kau hina. Tapi ia tetap menemuimu dan memberimu roti hingga akhir hayatnya. Bagaimana aku tidak sedih?"

Mendengar pernyataan Abu Bakar tersebut, si pengemis pun tak kalah sedihnya. Rasa bersalah dan penyesalan yang begitu besar menghantuinya hingga mereka berdua seolah sedang lomba menangis.
Setelah keduanya tenang, dengan sedikit terisak-isak si pengemis itu meminta Abu Bakar mendengarkan syahadatnya dan memintanya untuk menjadikannya sebagai salah satu saudaranya di jalan agama Muhammad SAW, agama orang yang selalu dibenci dan dihinanya, dulu...

Kemuliaan akhlak Nabi memang tidak mampu ditandingi oleh siapa pun.
Namun itu bukan berarti kita tidak mampu memuliakan akhlak kita dengan apa yang telah dicontohkan oleh Baginda Nabi SAW.

Perbaiki akhlak kita yuk...
Semoga Bermanfaat

Tidak ada komentar: